Dark/Light Mode

Tahanan Politik Turki Terancam Covid-19

Selasa, 12 Mei 2020 20:21 WIB
Petugas Kementerian Kesehatan Turki sedang menyemprot penjara untuk cegah Covid-19. (Foto: NTV)
Petugas Kementerian Kesehatan Turki sedang menyemprot penjara untuk cegah Covid-19. (Foto: NTV)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bintang NBA Boston Celtics, Enes Kanter mengingatkan, dunia tentang bahaya pandemi virus corona (Covid-19) di Turki. Ini terkait kekhawatiran terjadinya penyebaran virus asal China secara massif di penjara.

Kanter merujuk pada situasi yang kini terjadi di penjara Silivri Istanbul, tempat tahanan politik, jurnalis dan mereka yang berseberangan dengan Presiden Erdogan. Delapan orang dilarikan ke rumah sakit karena positif Covid-19. Sedangkan total tahanan yang telah tertular virus corona sebanyak 191 orang.

"Mereka tinggal berdesakan di dalam satu ruangan. 7 orang dalam satu sel," tulisnya di Twitternya seperti dikutip Medium, Selasa (12/5).

Baca juga : Kinerja Emiten Kesehatan Tetap Moncer di Tengah Covid-19

Kondisi ini makin memprihatinkan karena pemerintah  Turki diduga abai terhadap tahanan politik, jurnalis dan aktivis. Termasuk di antaranya adalah orang-orang yang dituduh menjadi simpatisan ulama Turki Fethullah Gulen. 

Hal ini nampak dalam kebijakan pembebasan tahanan akibat pandemi Covid-19 yang dilakukan beberapa waktu lalu. Dari puluhan ribu tahanan yang dibebaskan, tidak satu pun dari dari tahanan politik, aktivis pro demokrasi dan jurnalis.

"Bila anda mengorganisir perusahaan kriminal atau anda mencuri uang seseorang atau jika anda mencoba membunuh seseorang maka dibebaskan. Tapi bila anda berbagi sesuatu di Facebook, anda tidak akan tahu. Jurnalis, aktivis politik dan blogger akan dipenjara dan berisiko terinfeksi virus corona," ujar Wakil Direktur Asosiasi Studi Media dan Hukum Turki, Veysel Ok seperti dilansir The Independent.

Baca juga : Penerapan PSBB Turunkan Jumlah Kasus Positif Covid-19 Di DKI

Mantan Pelapor Parlemen Eropa di Turki, Kati Piri mengingatkan, bahaya besar adanya penularan massal di penjara, dan mendesak pemerintah untuk membebaskan para tahanan sesegera mungkin. 

Sejak kudeta militer yang gagal itu, sebanyak 300 ribu orang yang dituduh pengikut Fethullah Gulen ditangkapi, dikenakan dakwaan terorisme. Di antara mereka mereka para politisi, guru, dosen, bahkan jurnalis.

Menteri Kehakiman Turki, Abdulhamit Gul mengatakan, Covid-19 menyebar di kalangan napi di penjara yang penuh sesak. Tercatat ada belasan napi yang positif Covid-19 pada pertengahan April, sedangkan tiga penderita meninggal dunia. Sebanyak 79 sipir penjara, 80 hakim, jaksa, dan tim forensik juga terjangkit.

Baca juga : Bos OJK : Sektor Jasa Keuangan Masih Stabil Di Tengah Pandemi Covid-19

Jumlah ini kemudian meningkat. Dalam pernyataan pers pekan lalu, dia mengatakan 120 narapidana atau tahanan dari berbagai penjara telah dinyatakan positif terkena virus corona. Ia mengklaim bahwa kementerian telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani ancaman penularan di penjara.

Secara total, Turki sejauh ini telah mencatat 137.115 kasus dengan 3.739 kematian. Tambahan 1.546 kasus baru menunjukkan bahwa negara ini jauh dari kurva yang stabil, meskipun pemerintah sedang bersiap untuk melakukan pembukaan kembali di sektor-sektor ekonomi tertentu secara parsial pada 11 Mei. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.