Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Suap PLTU Riau-1

Sofyan Basir Diamankan Terdakwa

Kamis, 15 November 2018 07:24 WIB
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir, disebut Kotjo tak pernah meminta jatah persenan proyek. (Foto: M Qori Haliana/Rakyat Merdeka)
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir, disebut Kotjo tak pernah meminta jatah persenan proyek. (Foto: M Qori Haliana/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Terdakwa kasus suap PLTU Riau-1 Johannes Budisutrisno Kotjo tampaknya pasang badan untuk Dirut PLN Sofyan Basir. Bos Blackgold itu membantah memberikan persenan alias fee kepada Basir. Kotjo, lebih sering menembakkan pelurunya ke Eni Saragih. Bos PLN diamankan terdakwa. Tapi KPK tak akan diam saja. Hal itu diklaim Kotjo saat menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tipikor, hari ini. 

“Nggak pernah, nggak pernah,” jawabnya cepaat, saat ditanya jaksa KPK Ronald F Worotikan. Basir, kata Kotjo, tidak pernah meminta jatah persenan proyek senilai 900 juta dolar AS itu. Yang meminta adalah Eni Saragih, eks Wakil Ketua Komisi VII DPR yang juga jadi pesakitan dalam kasus ini.

Baca juga : Operasi SAR Lion Air Diperpanjang

Eni menyampaikan kepada Kotjo soal permintaan fee untuk Basir lewat aplikasi Whatsapp. Saat bersaksi bagi Kotjo pada 11 Oktober lalu, Eni menyebut Basir mendapat jatah the best.  Eni juga bilang, dia sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Sofyan Basir untuk membahas pembagian fee dari hasil suap PLTU Riau-1.

Jaksa pun bertanya pada Kotjo maksud perkataan Eni itu. Namun, Kotjo pakai jurus tak tahu. Dia juga menegaskan tak pernah mengonfirmasi pesan Eni di Whatsapp itu. “Sama sekali tidak pernah,” elaknya.  Kotjo sendiri mengakui, dia difasilitasi Eni untuk bertemu Basir. Soalnya, dia kesulitan untuk bertemu Dirut PLN itu. 

Baca juga : Advokat Lucas Sebut Penyidik KPK Khilaf

Kotjo pernah menyuruh anak buahnya, Dirut PT Samantaka - anak usaha Blackgold - Rudi Herlambang berkirim surat kepada PLN. Dalam surat itu, Samantaka berminat menggarap proyek PLTU Riau-1.  Namun, surat tersebut tak direspon. Padahal, kata Kotjo, investor asal Tiongkok, CHEC, yang disebutnya berpengalaman membangun pembangkit listrik berminat untuk turut menggarap proyek itu.

Kotjo pun meminta bantuan Ketua DPR saat itu, Setya Novanto, yang sudah dikenalnya selama 30 tahun. Novanto kemudian memperkenalkan Kotjo dengan Eni. Nah, Eni-lah yang memfasilitasi pertemuan dengan Basir. “Kalau saya yang minta ketemu Pak Sofyan Basir, itu lama. Bisa 2 minggu. Tapi kalau lewat Bu Eni, bisa cepat. Otomatis, negosiasinya bisa cepat," katanya.

Baca juga : Hidupkan Century, KPK Incar Siapa?

Setelah itu digelarlah sejumlah pertemuan. Berapa kali jumlah pertemuan itu, Kotjo mengaku lupa. Yang pasti, lebih dari 10. Salah satunya, di Hotel Arcadia Jakarta yang dihadiri Eni, Sofyan dan Supangkat Iwan Santoso selaku Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN. Selain di Hotel Arcadia Jakarta,  Kotjo juga pernah menggelar pertemuan di rumah Sofyan Basir. “Pernah dua kali, kalau nggak salah,” ujar Kotjo. [OKT]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.