Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Demi Memenangkan Pilkada

Penunggang Gelap Bansos Melukai Perasaan Rakyat

Selasa, 2 Juni 2020 08:19 WIB
Awas, di masa pandemi corona banyak bansos digunakan untuk kepentingan Pilkada 2020.
Awas, di masa pandemi corona banyak bansos digunakan untuk kepentingan Pilkada 2020.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah kalangan mengkritisi banyaknya bantuan sosial (bansos) yang dimanfaatkan calon kepala daerah untuk kepentingan pemenangan pilkada. Penunggang gelap bansos ini sangat melukai perasan rakyat

“Ini nggak bisa dibiarkan. Menggunakan bansos untuk kepentingan pribadi ini melukai masyarakat dan membuat pertarungan di pilkada tidak fair,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Median, Rico Marbun, kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Menurut Rico, calon harus bertarung dengan jujur dan bermartabat dengan tidak memanfaatkan bansos yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat membutuhkan di masa pandemi virus corona saat ini. 

“Lebih baik dan gentle jika bakal calon kepala daerah menggunakan duit sendiri dan tidak melakukan hal-hal bisa melanggar hukum,” tegasnya. 

Saat ini, lanjut Rico, para calon petahana atau incumbent jadi sorotan masyarakat, terlebih ada beberapa oknum gubernur, bupati atau wali kota diduga memanfaatkan bansos untuk pencitraan di pilkada. Misalnya, petahana memasang foto-foto pada kemasan bansos. 

Baca juga : Penunggang Gelap Bansos Melukai Perasaan Rakyat

“Ada baiknya, petahana tidak menampilkan foto, tagline, visi misi atau apapun berkaitan dengan pencalonannya di bansos,” ujarnya. 

Meski demikian, Rico tidak melarang baik tokoh politik, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lainnya untuk bersama-sama membantu masyarakat. 

“Saya dukung semua pihak bantu masyarakat. Tapi bukan memanfaatkan bansos untuk kepentingan politik, meningkatkan citra. Pada dasarnya bansos itu adalah uang rakyat yang berasal dari pajak-pajak,” jelasnya. 

Hal sama disampaikan Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo. Ia meminta pemerintah menindak tegas penunggang gelap bansos pandemi virus corona atau Covid-19 demi kepentingan maju pilkada. 

“Di daerah banyak ditemukan bansos dibanderol foto calon kepala daerah. Ini bisanya dilakukan calon incumbent,” jelas Karyono dalam diskusi online yang digelar IPI bertema Implikasi Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Sosial, Ekonomi, Politik, Hukum dan Keamanan beberapa waktu lalu. 

Baca juga : Diuber Waktu, Bawaslu dan KPU Bisa Keteteran

Karyono mendorong pemerintah, melalui Kemendagri untuk bertindak tegas. Bawaslu juga harus menindak petahana yang menunggangi bansos untuk capital politik. 
“Bansos ini harus steril dari kepentingan politik,” tegasnya. 

Selain itu, KPK perlu masuk dan bergerak cepat dalam hal pengawasan, pencegahan, dan penindakan terkait penyelewengan dana bansos atas dampak Covid-19 

“Kita dukung KPK tegas bagi penyelewengan bansos. Sebab asasnya keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Kita perlu dukung KPK untuk masuk,” katanya. 

Menurut Karyono, ada empat hal harus digarisbawahi dan perlu dilakukan saat pandemi Covid-19. Pertama, perkuat gotong royong sehingga semua harus satu barisan dan saling tolong menolong melawan pandemi Covi-19. 

Kedua, utamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Ketiga, kedepankan keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi di tengah ancaman corona. 

Baca juga : Pemaksaan Pilkada Serentak Adalah Pemerkosaan Politik

Keempat, harus ada ketegasan hukum dan peraturan jelas dalam penanganan Covid19.“Aturan itu tidak boleh saling tumpang tindih,” ujarnya. 

Sementara, Staf Khusus Menteri Keuangan (Menkeu) Yustinus Prastowo mengatakan, ada sejumlah pelajaran dan hikmah dapat dipetik dari Covid-19. Salah satunya adalah semangat membangun solidaritas sosial masyarakat. 

“Pandemi ini mengajarkan banyak hal. Menurut pengamatan kami, pertama menumbuhkan solidaritas sosial. Itu modal sosial luar biasa, solidaritas sosial kuat kalau dikapitalisasi lalu diagregasi menjadi gerakan lalu mentransformasi. Ini akan menjadi kekuatan ekonomi baru menurut saya. Itu cara mengubah paradigma ekonomi kita juga,” paparnya. 

Menurut Yustinus, kuatnya solidaritas sosial di tengah masyarakat menjadi koreksi terhadap mekanisme pasar di tengah macetnya pasar itu sendiri. 

“Kalau tidak ada itu, tidak ada yang bergerak. Tapi kita bisa menunjukkan masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Tidak mengandalkan bansos, tapi masyarakat saling menyumbang satu sama lain, saling berbagi. Itu kan tidak masuk pada logika ekonomi pasar sebenarnya. Tapi itu terjadi dan kita punya itu. Ini menurut saya akan sangat kuat,” tutupnya. [EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.