Dark/Light Mode

Jangan Remehkan Aspek Kesehatan Jiwa Masyarakat Korban Covid-19

Senin, 22 Juni 2020 21:53 WIB
Dino Patti Djalal (Foto: Istimewa)
Dino Patti Djalal (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Ini tidak sejalan dengan imbauan Sekjen PBB Antonio Guterres? agar semua pemerintah dunia mengintegrasikan pelayanan kesehatan mental, dalam upaya menghadapi Covid-19.

Pemerintah pusat sebenarnya sudah membuat hotline “Sejiwa” yang menyediakan jasa psikolog online bagi mereka yang merasa mengalami gangguan jiwa akibat Covid-19.

Ada sekitar 160 relawan psikologis yang ikut membantu program ini. Namun, program ini masih cenderung sporadis, kecil skalanya dan dampaknya juga sangat terbatas.

Baca juga : Kementan: Aktivitas Pembibitan Sapi Perah Tidak Terkendala Covid-19

Pertama, masih belum banyak rakyat yang tahu mengenai jasa psikolog online ini. Walaupun banyak yang mengalami stres atau depresi, namun mereka cenderung tidak melapor dan tidak mencari terapi.

Kedua, orang Indonesia, terutama yang di ekonomi bawah, tidak terbiasa menghubungi psikolog --beda dari kebiasaan pergi ke dokter Umum kalau sakit. Ketiga, jumlah tenaga medis di bidang kesehatan jiwa kita sangat terbatas -- hanya sekitar 7.700 orang.

Ini berarti 3 pekerja kesehatan jiwa per 100.000 orang. Jumlah psikolog dan psikiater per 100.000 orang jauh lebih kecil lagi, hanya 0,17 dan 0,31. Artinya, Indonesia hanya memiliki sekitar 439 psikiater dan 800 psikolog untuk seluruh penduduk negara kita.

Baca juga : Kemandirian Pakan Penting Di Tengah Pandemi Covid-19

Keempat, belum ada sistem untuk memonitor tingkat gangguan jiwa di kalangan rakyat kita semasa krisis Covid-19. Karenanya, rencana pemerintah untuk menghadapi “normal baru”, merancang anggaran pasca-Covid-19 dan mengantisipasi gelombang kedua Covid-19 harus memperhitungkan faktor kesehatan jiwa masyarakat, selain memberikan pelayanan medis, bantuan sosial, upaya pelatihan, dan sebagainya.

Kesehatan mental harus menjadi bagian dari program penanggulangan Covid-19 secara nasional dan masuk secara sistemik dalam APBN.

Gugus Tugas Covid-19, dan kantor Kepala Staf Presiden, perlu mempunyai unit khusus untuk mengurus kesehatan mental rakyat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.