Dark/Light Mode

Jangan Remehkan Aspek Kesehatan Jiwa Masyarakat Korban Covid-19

Senin, 22 Juni 2020 21:53 WIB
Dino Patti Djalal (Foto: Istimewa)
Dino Patti Djalal (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Di Inggris, jaringan telepon untuk pengaduan kekerasan domestik mencatat kenaikan 50 persen selama Covid-19 dan angka pembunuhan meningkat 2 kali lipat setelah lock down berakhir.

Kantor Statistik Pemerintah Inggris juga melaporkan 25 juta rakyatnya yang mengalami high levels of anxiety (perasaan gelisah atau khawatir tingkat tinggi) di bulan Maret lalu. Dampak yang terburuk adalah mereka yang bunuh diri, terutama karena tidak tahan dengan tekanan ekonomi, terutama akibat PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Di Jepang, Universitas Kyoto memprediksi, terjadi 2.400 kasus bunuh diri setiap kali pengangguran naik 1 persen.

Baca juga : Kementan: Aktivitas Pembibitan Sapi Perah Tidak Terkendala Covid-19

Di atas kertas, kalau virus Covid-19 bertahan 2 tahun, maka angka pengangguran bisa naik 8 persen. Ini berarti angka bunuh diri bisa naik menjadi 39.000.

Di lapangan ekonomi, Covid-19 memukul secara tidak pandang bulu. Di ruang kantor, sebagian besar eksekutif C-level, manajer, dan staff dan pekerja menyatakan, mengalami stres yang lebih tinggi sejak Covid-19, terlepas apapun alasannya.

Namun secara umum, tekanan jiwa jauh lebih terasa di kalangan ekonomi bawah, ketimbang kelas menengah atau atas. Dan di kalangan bawah ini, dampak psikologis terbesar adalah pada mereka yang terkena PHK dan dirumahkan. Hidup mereka di ujung tanduk, penuh beban namun tanpa kepastian, dan banyak yang depresi.

Baca juga : Kemandirian Pakan Penting Di Tengah Pandemi Covid-19

Menarik dicatat, kalau dampak kematian Covid-19 umumnya lebih tinggi pada kaum lanjut usia, dampak psikologis Covid-19 justru lebih besar pada golongan anak muda --yang merasa ketakutan, sedih atau menjadi korban kekerasan.

Menurut Unicef, "Kalau tidak ditangani dengan baik, dampak virus ini terhadap kesehatan jiwa anak-anak dan pemuda bisa jauh melebihi dampaknya terhadap dunia kesehatan dan ekonomi, sehingga akan mengakibatkan masalah sosial dan ekonomi yang lebih besar lagi".

Kesehatan Mental Indonesia

Baca juga : Kemhan Ingatkan Ancaman Virus Baru Setelah Covid-19

Risiko kesehatan jiwa akibat Covid-19 juga kini menghantui rakyat Indonesia. Dalam 4 bulan terakhir, sudah 5 juta pekerja kita yang terkena PHK atau dirumahkan --apa yang disebut “the new poor”.

Angka ini kemungkinan besar akan terus tumbuh. Risiko terbesar kita adalah meremehkan aspek kesehatan jiwa psikologis dalam perang melawan Covid-19. Kenyataannya, dalam APBN 2020 yang sudah direvisi untuk memerangi Covid-19, aspek kesehatan mental masyarakat hampir tidak kelihatan pagunya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.