Dark/Light Mode

Pengrajin Tempe Terus Eksis Saat Pandemi Covid-19

Jumat, 12 Juni 2020 21:32 WIB
Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch yang juga Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Ikhsan Abdullah (kiri), di sela kunjungan ke rumah tempe A Zaki, Jumat (12/6). (Foto: Istimewa)
Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch yang juga Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Ikhsan Abdullah (kiri), di sela kunjungan ke rumah tempe A Zaki, Jumat (12/6). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tempe sebagai makanan khas Indonesia sejak abad ke-12, telah terkenal di seluruh dunia bahkan sempat diklaim sebagai makanan asli setempat oleh negara lain.

Pengrajin tempe sebagai industri kecil rumahan yang berbasis halal telah mampu bertahan dan tetap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan gizi seimbang. Terbukti semua pengrajin tempe saat ini tumbuh dengan baik ditengah pandemi Covid-19.

Baca juga : Menperin Rayu Perusahaan AS Pindah Ke RI

Salah satu indikasi pertumbuhan tersebut adalah diresmikannya rumah tempe A Zaki, pada Jumat (12/6) di Perumahan Bogor Raya Permai Blok FG, Jl. Bojong Neros Curug, Bogor Jawa Barat.

Rumah tempe A Zaki adalah salah satu pengrajin tempe yang perlu mendapatkan apresiasi dari kita semua termasuk pemerintah daerah dan pusat.

Baca juga : Penjualan Produk Lokal Di LinkAja Naik 19,5 Persen Selama Pandemi

“Hal yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah bagaimana pengrajin tempe mendapatkan supply kedelai dengan harga yang relatif murah karena tempe menghiasi semua meja makan masyarakat Indonesia dari mulai masyarakat sederhana sampai dengan masyarakat yang berpenghasilan tinggi" papar  Ikhsan Abdullah, selaku Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch yang juga Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI disela kunjungan ke rumah tempe A Zaki.

Menurut data statistik yang dirilis oleh Departemen Pertanian AS (USDA), impor kedelai Indonesia diperkirakan mencapai 2,75 juta ton. Pada periode Oktober 2017/2018, impor kedelai mencapai 2,5 juta ton.

Baca juga : Kementan Keluarkan SE Tentang Pelaksanaan Kurban Dalam Situasi Pandemi Covid-19

Indonesia sendiri merupakan pasar ekspor pertanian AS ke-9 pada 2017, dengan nilai total 2,9 milliar dolar atau sama dengan Rp 40.600.000.000.000.

Sekedar infornasi bahwa kedelai sebagai bahan utama tempe sampai saat ini 85% masih menggunakan kedelai import asal Amerika, berarti kita harus mengeluarkan devisa besar, padahal konon dahulu nenek moyang kita sebagai bangsa pemakan tempe dapat memenuhi sendiri kebutuhan kedelainya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.