Dark/Light Mode

Soal Pemberian Bansos

Mau Uang Tunai atau Sembako, yang Penting Tepat Sasaran

Senin, 29 Juni 2020 07:35 WIB
Pemberian bansos tunai (Foto: Istimewa)
Pemberian bansos tunai (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana Pemprov DKI Jakarta yang mengganti paket sembako kepada warga terdampak Covid-19 dengan uang tunai mulai Juli hingga Desember membuat heran netizen. Rencana ini dinilai berbahaya karena rawan di korupsi.          

Seperti meme yang diunggah Poliklitik. Dalam meme diilustrasikan seorang petugas yang memberikan bansos sembako kepada warga miskin. Namun bansos tersebut ditolak dan warga lebih memilih bantuan dalam  bentuk uang tunai atau elektronik. “Format bantuan. Ya anggap saja kena  prank,” ujar Poliklitik dalam captionnya.        

Netizen berkomentar sinis soal bantuan uang tunai. “Jangan donk ini bisa dikorup,” ujar Dhamel Tejo. “Kalau uang kan biar bisa ditilep, maklum dah mau pilkada lagi, mending sembako aja,” saran Acunx.      

Baca juga : Sering Mabuk, Maradona Digugat Anaknya ke Pengadilan

Menurut Arie Dharmasan, bantuan tunai rawan dikorupsi kecuali pakai sistem kartu. “Tapi itu sangat susah karena data penerima juga karut marut dan membuat orang jadi keluar rumah untuk belanja,” kata dia.      

Adi_toekoel menilai, bantuan non tunai lebih tepat karena masyarakat tinggal mengkonsumsi saja, tidak perlu keluar rumah untuk belanja. “Juga untuk menghindari bantuan disalahgunakan,” katanya.      

Car online mengaku khawatir bila bansos menggunakan uang tunai rawan dibelikan kebutuhan lain bukan kebutuhan pokok. “Kalau dah abis, nanti pada teriak-teriak lagi kalau pemerintah gak mikirin kebutuhan rakyatnya,” ucapnya.        

Baca juga : Permata Bank Tawarkan Investasi yang Optimal di Masa Pandemi

Fariedza menambahkan pemberian uang tunai rawan diselewengkan dengan kebutuhan non sembako. “Belajar dari perilaku emak emak yang pegang kartu Kartu Jakarta Pintar anaknya, yang berjalan baik malah roda “fashion”,” ungkapnya. “Rakyat lebih tahu kebutuhan mereka. Kalau dalam bentuk uang seutuhnya, kan bisa dibelanjakan sesuai kebutuhan. Misalnya beli rokok,” sindir Simpatisan PKS.        

Yuli Hartati mengatakan, bansos selama pandemi corona diperpanjang hingga Desember 2020. “Perpanjangan juga berlaku bagi warga di luar Jabodetabek yang menerima bansos dalam bentuk uang tunai. Sedangkan di Jabodetabek, bansos berupa  sembako,” jelasnya.        

Anto165 menilai bantuan tunai dan non tunai sama saja rawan penyelewengan. “Mau tunai mau beras masih banyak penyelewengan antara agen dengan produsen beras cari untung, kalau duit biasa dipotong Sama oknum pendamping,” tuturnya. “Gak peduli berupa uang atau barang, yang  penting mah tepat sasaran dulu aja bos,”  tambah Sikutu.      

Baca juga : BRI Bantah Membeli Saham Bank Bukopin

Paulus Tandiono mengaku setuju dengan bantuan uang tunai kepada warga miskin. “Lebih praktis dan cepat ke penerima,” klaim dia. “Dalam bentuk sembako celah korupsi makin besar kalau tunai susah dikorupsi apalagi langsung ke rekening bank,” timpal  Indox Cinema.        

Zukoq07 menambahkan bansos dalam bentuk uang tunai juga diberikan negara Filipina. “Di Filipina mulai lockdown sampai terakhir gw di sana Juni, mereka sudah 3x dapat uang tunai @ Piso 8.000 dan sembako (kaya atau miskin), mereka patuh pakai masker dan stay at home,” jelasnya. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.