Dark/Light Mode

Surat Terbuka ke Jokowi

Suku Baduy Minta Dicoret dari Destinasi Wisata

Rabu, 8 Juli 2020 13:30 WIB
Suku Baduy berharap wilayah mereka dijadikan lokasi cagar alam dan budaya. (Foto heibogor)
Suku Baduy berharap wilayah mereka dijadikan lokasi cagar alam dan budaya. (Foto heibogor)

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat Adat Baduy mengajukan permohonan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar menghapuskan kawasan adat Baduy sebagai destinasi wisata.

Mereka merasa terusik silih berganti, datang dan perginya, wisatawan. Sebagai gantinya mereka berharap wilayah Baduy ditetapkan menjadi cagar alam dan cagar budaya.

Dalam surat terbuka itu, keputusan ini dicetuskan Lembaga Adat Baduy dalam pertemuan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (4/7). Jaro Saidi, salah satu Pemangku Adat di Baduy mengungkapkan keresahannya bahwa pencemaran lingkungan di wilayah Baduy semakin mengkhawatirkan. Banyak pedagang dari luar Baduy berdatangan ke dalam, sebagian besar menjual produk makanan minuman berkemasan plastik sehingga mendatangkan persoalan baru.

Baca juga : Korni: Kemarahan Jokowi Jadi Cambuk Bagi Menteri Kerek Kinerja

"Ini terjadi karena terlalu banyaknya wisatawan yang datang, ditambah banyak dari mereka yang tidak mengindahkan dan menjaga kelestarian alam, sehingga banyak tatanan dan tuntunan adat yang mulai terkikis dan tergerus karena persinggungan tersebut," ujar Jaro Saidi.

Pertemuan tersebut juga sekaligus memberikan mandat kepada tim dari luar wilayah Baduy yang dikepalai Heru Nugroho, dan tiga anggota lainnya yaitu Henri Nurcahyo, Anton Nugroho, dan Fajar Yugaswara. Mereka dipercaya oleh Lembaga Adat Baduy untuk bisa menyampaikan aspirasi dan mengirimkan surat terbuka kepada Presiden, beberapa Kementerian dan perangkat daerah wilayah Banten.

Secara lisan, mandat disampaikan langsung oleh Jaro Tangtu Cikeusik, kerap disapa Jaro Alim, yang turut disaksikan Puun Cikeusik dan Jaro Saidi. Selanjutnya diadakan pertemuan dengan lembaga adat Baduy, sekaligus memberikan mandat secara administratif kepada Tim Heru Nugroho, dimana mandat administratif tersebut diberikan langsung dan diwakili Jaro Dangka (Jaro Aja), Jaro Madali (Pusat Jaro Tujuh), dan Jaro Saidi (Tanggungan Jaro Dua Belas).

Baca juga : Sukur Bagikan Sembako Di Hari Pancasila

Heru Nugroho selaku ketua Tim, mengaku sangat antusias dan siap menjadi narahubung aspirasi masyarakat Baduy ke Presiden Joko Widodo. "Karena kedekatan saya kepada masyarakat Baduy yang sudah terjalin sekian lama, mungkin saya diberikan kepercayaan oleh mereka (Pemangku Adat Baduy) untuk bisa menyampaikan aspirasinya kepada Bapak Presiden melalui surat terbuka ini," terang Heru.

Heru menjelaskan, dalam kesempatan tersebut agendanya adalah penandatanganan surat terbuka oleh timnya, juga pembubuhan cap jempol yang dilakukan pemangku adat Baduy, di antaranya yaitu Jaro Dangka (Jaro Aja), Jaro Madali (Pusat Jaro Tujuh), dan Jaro Saidi (Tanggungan Jaro Dua Belas).

"Setelah proses ini rampung, saya dan tim akan membawa surat tersebut untuk kemudian dikirimkan ke Presiden Joko widodo, Kementerian, dan Pemerintahan Banten.

Baca juga : Percepat Pemulihan Ekonomi, Pengusaha Baja Ringan Minta SK Menteri Tahun 2002 Direvisi

"Semoga pemerintah kita mau mendengarkan aspirasi masyarakat Baduy dan mencari solusi terbaik bagi kelangsungan tatanan adat budaya Baduy," harapnya. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.