Dark/Light Mode

KTIQ, Bentuk Pengabdian UIN Bandung di Ajang MTQ

Rabu, 9 September 2020 09:01 WIB
Dewan Hakim Karya Tulis Ilmiah Al-Quran (KTIQ) dalam MTQ Jawa Barat 2020. (Foto: Dok. UIN Bandung)
Dewan Hakim Karya Tulis Ilmiah Al-Quran (KTIQ) dalam MTQ Jawa Barat 2020. (Foto: Dok. UIN Bandung)

RM.id  Rakyat Merdeka - Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) memiliki nunsa lain setelah masuknya cabang Musabaqoh Menulis Kandungan Al-Qur’an (M2KQ). Cabang ini hadir memberi penguatan MTQ di bidang akademik melalui apresiasi terhadap gagasan peserta yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Penulisan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan berkonstribusi bagi peradaban. 

Arti penting kepedulian pada aspek akademik pada MTQ tersebut disadari penggagas cabang M2KQ yang juga salah seorang Guru Besar UIN Bandung, Prof Asep Saeful Muhtadi. Cabang ini kemudian diperlombakan di MTQ Jabar sejak 2003. Kemudian, masuk di tingkat nasional sejak 2010. Saat ini, 10 tahun sudah cabang ini resmi diperlombakan di MTQ tingkat Nasional. Kini, untuk menombah bobot ilmiahnya, cabang M2KQ tersebut punya nama  baru menjadi Cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Quran (KTIQ).

Baca juga : KAI Raih 3 Penghargaan di Ajang TOP CSR Awards 2020

Mulai tanggal 3 sampai 11 September ini, MTQ Jawa Barat (Jabar) dilaksanakan di Kabupaten Subang. Ketua Mejelis Hakim Cabang KTIQ  Agus Ahmad Safe’i mengatakan, pada MTQ Jabar ke-36 ini, pada babak penyisihan, KTIQ diikuti 20 putri dan 18 putra, utusan dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat.

Pada cabang ini, sejumlah civitas akademika UIN SGD Bandung melakukan pengabdian di tengah masyarakat melalui peran mereka sebagai Dewan Hakim di berbagai cabang MTQ. Dewan Hakim diketuai Agus Ahmad Syafei. Sedangkan anggotanya adalah Prof Anton Athoilah, Aep Kusnawan, Enjang,  Dadan Suherdiana, Dede Rodliana, Eni Zulaeha. Ada pun Sekretaris Majelis adalah Dasuki.

Baca juga : Kementan Kerja Sama Dengan Unud Bali Dukung Sikomandan

”Keterlibatan para civitas akademik UIN Bandung pada MTQ cabag ini sebagai bentuk pengabdian UIN Bandung pada dunia akademik di tengah masyarakat. Juga kepedulian warga UIN Bandung kepada peradaban. Betapa tidak, penumbuhkembangan dunia akademik di masyarakat diperlukan, mengingat mencerdaskan kehidupan bangsa dan peduli peradaban merupakan bagian dari kewajaran yang disumbangsihkan warga kampus ke tengah masyarakat," jelas Dewan Hakim cabang M-KTIQ yang juga Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat (PKM) LP2M UIN Bandung, Aep Kusnawan, dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (9/9).

“Itulah arti penting tuliasan bagi peradaban. Terlebih tulisan yang diwarnai kandungan Al-Quran, maka bobot gagasan yang tertulisnya diharapkan menjadi wahyu Al-Quran menginspirasi gagasan para penulisannya, sehingga dapat senapas menjadi “Wahyu memandu Peradaban,” pungkasnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.