Dark/Light Mode

Pakar Intelijen: Intelsus Rajawali Bukan Pasukan Khusus BIN

Minggu, 13 September 2020 08:50 WIB
Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)
Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara yang menyebut bahwa Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) sebagai sumber utama SDM untuk Badan Intelijen Negara (BIN). Oleh karenanya, STIN terus mengembangkan pendidikan serta pelatihan untuk mencapai tujuan agar BIN dapat mencapai kemampuan intelijen berkelas dunia. 

Demikian pernyataan pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati. Pernyataan ini disampaikan terkait adanya kesalahpahaman yang menyebutkan bahwa BIN membentuk pasukan khusus bernama Pasukan Khusus (Intelsus) Radjawali.

Baca juga : DPR: Tidak Benar Informasi BIN Bentuk Pasukan Khusus

Intelsus Rajawali bukan pasukan khusus, namun taruna/taruni dan para agen lulusan STIN dan Seno (BIN) yang terpilih dididik untuk memiliki kemampuan Intelsus termasuk kemampuan Intelpur. Mereka yang akan dikirim ke tempat penugasan melaksanakan operasi intel penting memiliki kemampuan dalam menghadapi ancaman. Jangan sampai suatu ketika saat hadapi kelompok bersenjata, tak paham mengatasinya. Contohnya, di Papua, yang memiliki titik wilayah gawat (spot merah),” jelas Nuning, sapaan akrab Susaningtyas, Minggu (13/9).

Dengan pertimbangan ancaman dan medan tugas yang akan dihadapi di Papua tersebut, sambung Nuning, taruna/taruni dan para agen lulusan STIN dan Seno perlu dibekali kemampuan Intelsus dan Intelpur. Sehingga lebih siap pada saat bergabung dengan Satgas TNI/Polri yang ada di sana. 

Baca juga : HUT ke-51, Pertamina Trans Kontinental Terus Lakukan Terobosan Bisnis

“Seharusnya kita bangga siswa STIN memiliki soft skill yang hebat. Siswa STIN pantas dan harus memiliki keterampilan seperti ahli bela diri, siber, keahlian forecasting, dan lain-lain. Keahlian seperti ini diperlukan kelak ketika mereka terjun di lapangan. Hal ini menunjukkan intelijen kita tidak kalah dengan 11 Badan Intelijen terbaik dunia (MI6, CIA, GRU, DGSE, ISI, Mossad, CSIS, BND, ASIS, R&AW, dan MSS China),” papar Nuning.

Apalagi, tambah Nuning, akan ada kedeputian baru yang membidangi ASN. Kedeputian baru ini juga harus memiliki tenaga-tenaga ahli di bidang psikiatri dan psikologi forensik yang paham tentang ilmu perilaku atau profiling, sosiolog yang memahami perilaku sosial aparatur negara.

Baca juga : Laporan Intelijen AS: Rusia, China dan Iran Mau Ganggu Pilpres AS

“Pro kontra yang muncul terkait Pasukan Rajawali semoga bisa menjadikan BIN semakin kuat dan profesional. Negara tangguh bila intelijennya kuat. Era kepemimpinan Jenderal Pol (P) Prof Budi Gunawan banyak kemajuan dicapai terutama pengembangan SDM dan tekhnologinya,” tutup Nuning. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.