Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pastikan Ekonomi Resesi
Sri Mulyani Ngaku Sudah Keluarkan Semua Jurusnya
Rabu, 23 September 2020 06:52 WIB
Sebelumnya
Akibatnya mau tak mau utang makin tinggi. Terlihat dari realisasi APBN hingga akhir Agustus 2020. Belanja negara tercatat Rp 1.534,7 triliun.
Sementara pendapatan negara baru mencapai Rp 1.034,1 triliun atau mengalami penurunan 13,1 persen dibandingkan realisasi tahun lalu.
Artinya ada defisit yang mencapai Rp 500,5 triliun atau tercatat 3,05 persen dari PDB. “Beban APBN kita luar biasa berat dan ini terlihat dari sisi pembiayaannya,” ujarnya.
Baca juga : Pandemi Memburuk, Mungkinkah Pilkada Ditunda?
Managing Director Institute of Developing Economies and Entrepreneurship, Sutrisno Iwantono mengaku tak kaget soal omongan Sri Mulyani tersebut.
Kata dia, sejak awal sudah banyak pihak yang memang memprediksi kalau ekonomi Indonesia akan resesi. “Indonesia masuk resesi, ini masalah kapan diumumkannya saja,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Apa dampaknya bagi pelaku usaha? Ketua Bidang Kebijakan Publik Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) ini mengaku, sebelum resesi diumumkan, dunia usaha sudah terkena dampaknya.
Baca juga : Komisi XI DPR: Kesehatan dan Ekonomi Harus Berjalan Bersama dan Seimbang
Tepatnya, saat Indonesia pertama kali dihantam Corona. “Jadi sama saja. Diumumkan kapan resesi, di lapangan pelaku usaha sudah merasakan dampaknya pelambatan,” tegasnya.
Agar kuartal ke-IV ekonomi Indonesia tidak makin terpuruk, Iwantono berharap pemerintah segera melakukan percepatan dalam realisasi anggaran stimulus Covid-19.
“Dana belanja yang ada di kementerian juga harus secepatnya terserap untuk menambah likuiditas,” ujarnya.
Baca juga : Uni Eropa Siap Kucurin Pinjaman Rp 5,2 Triliun
Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan resesi ekonomi memiliki efek domino.
Aktivitas ekonomi yang berkurang menyebabkan permintaan terhadap barang dan jasa juga akan ikut melambat. Akibatnya banyak pabrik mengurangi produksinya.
Dampaknya perusahaan melakukan efisiensi antara lain dengan melakukan PHK. Gelombang PHK menambah jumlah pengangguran. Ia memprediksi jumlah pengangguran mencapai 15 juta orang akibat pandemi. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya