Dark/Light Mode

Perlindungan Diri, Benteng Pertahanan Utama Tenaga Kesehatan

Rabu, 7 Oktober 2020 20:36 WIB
Talkshow bertema, Bagaimana Tenaga Kesehatan Menjaga Diri dari Covid-19, di Media Center Satgas Penanganan Covid-19, Graha BNPB Jakarta, Rabu (7/10). (Foto: covid19.go.id)
Talkshow bertema, Bagaimana Tenaga Kesehatan Menjaga Diri dari Covid-19, di Media Center Satgas Penanganan Covid-19, Graha BNPB Jakarta, Rabu (7/10). (Foto: covid19.go.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Covid-19 membutuhkan manajemen fasilitas, personel, dan tata cara komunikasi yang baik guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat 2 Semarang Kombes Pol. Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F mengatakan, menjaga fasilitas yang baik dengan alat perlindungan diri (APD) yang lengkap sangat penting bagi para nakes untuk melindungi diri saat menangani pasien Covid-19 di rumah sakit.

Sarung tangan sekali pakai, jubah lengan panjang bersih, dan masker medis wajib selalu ada. “Gunakan masker N95. Periksa kerapatannya dan kacamata benar-benar menutup semua dua bola mata sehingga tidak ada bersin atau batuk cairan yang masuk ke rongga mata yang terinfeksi,” ujar Hastry dalam talkshow bertema “Bagaimana Tenaga Kesehatan Menjaga Diri dari Covid-19”, di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB Jakarta, Rabu (7/10), seperti dikutip covid19.go.id.

Mantan Kepala Instalasi Forensik RS Polri Soekamto Jakarta ini menerangkan, saat Covid-19 ini pertama kali menyebar di Wuhan, China, pihaknya sudah menyiapkan seluruh alat prasarana dan tenaga medis yang bertugas menangani virus tersebut. Para petugas itu menjalani pelatihan cara mencuci tangan, memakai masker, serta menggunakan pelindung mata dan pelindung wajah.

Baca juga : 35 Calon Muda Praja IPDN Positif Covid-19

“Sampai pakai sepatu atau apron untuk petugas pemeriksaan jenazah pun dilatih. Alhamdulilah, teman-teman di RS Soekamto yang mengurus pasien Covid sehat-sehat,” ungkapnya.

Hastry mengatakan, penanganan pasien Covid-19 di UGD berbeda dengan pasien positif ringan dan sedang serta tanpa gejala (OTG). Setelah dipisahkan, para pasien itu dipantau kegiatannya, khawatir terjadi perubahan dan mengalami gejala.

“Di rumah sakit itu termonitor dari aktivitas dan kegiatan dia. Minum vitamin, tidur cukup, dan olahraga. Kalau ada comorbid tidak tertangani dengan baik, segera kami rujuk ke rumah sakit yang fasilitas kesehatannya lebih lengkap,” paparnya.

Baca juga : Ketimbang Cuci Tangan dan Pakai Masker, Jaga Jarak Memang Lebih Sulit

Perawat RS Pusat Pertamina Jakarta Triandi Mirsal AMK mengatakan, di awal-awal, dirinya sempat cemas dan takut karena khawatir tertular Covid-19. Namun, berkat dukungan dari keluarga, masyarakat, dan rumah sakit tempatnya bertugas dirinya tetap menjalankan tugas tersebut dengan nyaman. “Kami gunakan APD lengkap dan menjaga protokol kesehatan supaya terhindar dari virus corona,” ujar Triandi.

Triandi menceritakan, dirinya bertugas di IGD RS Pertamina yang berdampingan dengan ruang ICU. Dia mengurusi bukan hanya orang tanpa gejala (OTG), tapi juga pasien kritis. Ada satu pasien yang terserang Covid-19 dan sesak berat dan ditangani medis dengan alat bantu kesehatan. Akhirnya pasien ini sembuh dan bisa berkumpul dengan keluarga.

“Covid-19 bukan hanya penyakit fisik tapi juga masalah psikologis,” turut Triandi yang bolak-balik Pamulang-Kawasan Blok M dari rumah ke rumah sakit tempat ia bekerja. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.