Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lanjut Perang

Emil-Mahfud Masih Panas

Jumat, 18 Desember 2020 08:05 WIB
Ridwan Kamil Dan Mahfud MD. (Foto: ANTARA)
Ridwan Kamil Dan Mahfud MD. (Foto: ANTARA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perseteruan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menko Polhukam Mahfud MD belum berhenti. Sampai kemarin, mereka masih panas, masih perang kata-kata dan saling sindir.

Perseteruan ini dimulai Rabu (16/12) usai Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, diperiksa Polda Jawa Barat atas kasus kerumunan massa pada acara Rizieq Shihab di Megamendung, Bogor, 13 November lalu.

Usai diperiksa, Emil menyerang Mahfud. Dia meminta Mahfud bertanggung jawab. Sebab, banyaknya orang yang menjemput dan menghadiri acara Rizieq tidak lepas dari pernyataan Mahfud yang membolehkan penjemputan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) itu.

Diserang seperti itu, Mahfud mencoba bertahan. Di akun twitternya, dia menjelaskan panjang lebar mengenai diskresi pemerintah soal penjemputan Rizieq. Mahfud pun memastikan, dia siap bertanggung jawab.

Setelah itu, Mahfud menyerang balik Emil. Dia bilang, Emil tidak perlu panik dengan pemeriksaan Polisi. Sebab, polisi hanya meminta keterangan izin acara di tengah pandemi.

Baca juga : Diserang Emil Mahfud Bertahan

“Saya ingin katakan, kalau seorang pejabat atau siapa pun dipanggil oleh polisi, itu nggak usah panik. Karena dipanggil itu ada bermacam-macam. Satu, karena ingin diperiksa. Dua, karena dimintai keterangan,” kata Mahfud, dalam sebuah acara yang diunggah akun YouTube Kemenko Polhukam, kemarin.

Rupanya, Emil tak terima dengan kata “panik” tersebut. “Saya ini tenang. Tidak mungkin panik. Ngomong saja santai. Silakan teman-teman (wartawan) menafsirkan sendiri- sendiri,” balas Emil, usai menghadiri acara puncak HUT ke-62 Nusa Tenggara Barat (NTB), di Kantor Gubernur NTB, di Mataram, kemarin.

Mantan Wali Kota Bandung ini mengaku, poin penting dari opini pribadinya pasca dimintai keterangan di Polda Jabar adalah keadilan. “Siapa yang bertanggung jawab dari awal sampai akhir, semua harus mendapatkan hak dan kewajiban yang sama di mata hukum. Karena itu, saya kira tidak akan memperpanjang,” ucapnya.

Meski begitu, Emil berpesan, yang disampaikan dan yang telah terjadi dapat dijadikan alarm betapa bangsa Indonesia memerlukan hal-hal produktif untuk dituntaskan. Apalagi, di saat bangsa masih harus menghadapi pandemi Covid-19.

Masih adanya perang kata-kata ini mendapat respons dari banyak pihak. Sebagian besar berharap, Emil dan Mahfud menghentikan perseteruan itu.

Baca juga : Disentil Kang Emil, Mahfud MD Dibelain TB Hasanuddin

Ketua DPP PKB, Daniel Johan meminta Emil dan Mahfud tidak mengumbar perseteruan di publik. Lebih baik Emil dan Mahfud menyelesaikan konflik ini di internal pemerintahan.

Di saat seperti ini, kata Daniel, Pemerintah harus bisa menunjukkan soliditas. Bukan saling serang. “Kekompakan dalam mengambil kebijakan sangat penting. Agar masyarakat menjadi semakin percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan,” saran Wakil Ketua Komisi IV DPR ini.

Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio ikut mengomentari. Menurutnya, perang kata-kata antara Emil dan Mahfud tidak pantas. Andaipun Emil merasa ada yang mengganjal, tidak perlu menyampaikan di depan publik. Ada etika yang harus dijalankan keduanya.

Misalnya, Emil bisa ngadu ke Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Kemudian, Tito menyampaikan aduan Emil ke Mahfud. “Ada tupoksinya masing- masing,” ucapnya, saat dihubungi, tadi malam.

Namun, karena sekarang sudah telanjur diketahui publik, harus dihentikan. “Ya sudah, harus ada yang ngerem. Siapa? Ya Menko-nya,” terang Agus.

Baca juga : Larangan Berkerumun Saat Perayaan Tahun Baru Sudah Tepat

Dia memandang, hal semacam ini bukan untuk konsumsi publik. Yang ada, publik akan menilai buruk komunikasi antarpemerintah. “Apalagi di medsos gampang diviralkan. (Kalau ada unek-unek) selesaikan saja di balik pintu. Jangan bikin malu dan bikin pusing Presiden,” pesannya.

Pegiat media sosial, Ismail Fahmi menyebut, perseteruan antara Mahfud dan Emil rentan digoreng publik di dunia maya. Sebab, keduanya pejabat pemerintahan. Berbeda dengan kritik netizen yang dampaknya tidak akan menggiring opini masyarakat.

“Ukuran kebenaran tidak dapat, karena yang seperti ini harus musyawarah. Kalau sudah pro dan kontra di medsos, jadi main kuat-kuatan yang menggoreng aja,” terang Direktur Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia itu. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.