Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dibubarkan Polisi, Diangkut Ke Wisma Atlet

Aksi 1812 Layu

Sabtu, 19 Desember 2020 05:29 WIB
Massa aksi 1812 pamer gaya diborgol di kawasan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, kemarin. Mereka dibubarkan Polisi karena dikhawatirkan menularkan Covid-19. (Foto : Istimewa)
Massa aksi 1812 pamer gaya diborgol di kawasan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, kemarin. Mereka dibubarkan Polisi karena dikhawatirkan menularkan Covid-19. (Foto : Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Polisi main tegas terhadap aksi 1812. Korps baju coklat itu membubarkan paksa aksi tersebut. Pesertanya ditangkapi dan dites Covid-19. Yang positif langsung diangkut ke Wisma Atlet. Aksi 1812 pun layu sebelum berkembang.

Sejak pukul 10.00 WIB, polisi sudah mempersiapkan diri. Tim gabungan Polda Metro Jaya melakukan apel di Pintu Barat Daya Monas. Apel dipimpin langsung Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Heru Novianto.

Setelah itu, tim bergerak melakukan “Operasi Kemanusiaan”, yang menyasar orang-orang yang diduga akan ikut aksi demo 1812 di depan Istana itu. Dalam operasi itu, polisi akan melakukan rapid test Covid- 19. Yang reaktif, diangkut ke Wisma Atlet.

Di beberapa perbatasan Jakarta, polisi juga melakukan penyekatan, agar massa tak masuk ke wilayah Ibu Kota. Yang melintas akan diperiksa dan di rapid test.

Aksi 1812 yang menuntut pembebasan Pentolan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab dan pengusutan penembakan 6 laskarnya itu, tak dapat izin polisi. Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran menawarkan diri untuk mendengar tuntutan perwakilan demonstran. Namun, massa tak mau. Mereka nekat turun ke jalan.

Selepas Shalat Jumat, pukul 13.30 WIB, massa mulai berdatangan ke Patung Kuda. Di sana, mereka sudah dihadang mobil water canon dan dua mobil pengurai massa alias raisa.

Baca juga : Polisi Bubarkan Massa Demo 1812 Di Patung Kuda

Selain itu, personel Brimob lengkap dengan kendaraan bermotor dan pakaian anti huru-hara terlihat membuat barikade. Melihat massa yang datang, polisi langsung mengusir mereka.

Dengan pengeras suara, Kombes Heru Novianto mengimbau, massa membubarkan diri dan putar balik. “Silakan membubarkan diri, pandemi Covid masih terjadi, silakan pulang,” imbau Heru.

Sebagian massa nurut. Mereka mundur ke arah Jalan Budi Kemuliaan. Sebagian lagi ke Jalan Medan Merdeka Selatan. Tapi ada juga yang bandel, tetap bertahan di Patung Kuda. Sebagian bertahan di IRTI Monas.

Akhirnya, Heru bersikap tegas. Dia memberikan perintah untuk menangkap massa aksi yang tidak mau membubarkan diri. “Jika ada yang melawan, tangkap, angkut, naikkan ke kendaraan,” tegas Heru dengan nada tinggi.

Ratusan polisi dilengkapi helm, rompi, dan tameng mulai memukul mundur massa. Mereka berupaya menggiring massa ke Jalan Merdeka Selatan ke Balai Kota.

Massa pun mulai kocar-kacir. Mereka lari ke arah Kebon Sirih. Polisi terus mengejar hingga massa berlarian ke arah Tanah Abang. Pasukan Brimob ikut bersiaga mengawal massa mundur. Barikade polisi bergerak menutup jalan ke Patung Kuda agar massa tidak kembali. Sebuah mobil water cannon dan dua mobil pengurai massa bersiaga.

Baca juga : Dibuka Loyo, Rupiah Butuh Vaksin

Ada 155 peserta aksi 1812 yang diamankan petugas korps baju cokelat. Ratusan orang ini diamankan karena membawa barang terlarang. Mulai dari narkoba jenis ganja hingga senjata tajam.

Data itu belum final. Polisi masih terus mendata jumlah peserta aksi yang diamankan, baik yang sudah ikut aksi, maupun yang terlebih dulu disekat.

Peserta aksi yang diamankan juga menjalani 3T alias testing, tracing, dan treatment. Selain itu, Polda Metro Jaya mengangkut 22 orang yang dinyatakan reaktif usai menjalani tes cepat alias rapid test Covid-19. Mereka dibawa ke Wisma Atlet. “Ini bisa jadi klaster,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, di Monas, kemarin.

Sementara dari pihak polisi, ada dua personel yang terluka karena kena bacok peserta aksi di sekitar Jalan Medan Merdeka Selatan dekat Balai Kota DKI Jakarta. Beruntung, kondisi keduanya tidak parah.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran mengungkapkan, pembubaran aksi dilakukan demi keselamatan rakyat. “Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi atau Salus Populi Suprema Lex Esto,” ujar Fadil.

Wagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria juga menyesalkan kerumunan yang terjadi dalam aksi 1812. Menurut dia, seharusnya di masa pandemi Corona, massa menempuh mekanisme hukum ketimbang menggelar demo.

Baca juga : Ini Tantangan Pasarkan Mobil Listrik Di Indonesia Versi Nissan

Warganet pun menyebut, aksi 1812 melempem. “Ciee...cieee nggak jadi rusuh. Gagal dah strategi,” cuit @seruanhl. “Aksi 1812 melempem. Layu…,” tambah @asong66. Warganet lain memuji kesigapan aparat gabungan dalam menghadapi aksi demo ini. “Keren kali ini, persiapan matang, sebelum ricuh langsung dibubarkan.

Memang perlakuan terhadap mereka yang niat rusuh harus setegas ini. Bravo Polri TNI!” puji @VredeAarde.

Bagaimana tanggapan FPI soal gagalnya aksi 1812? Sekretaris FPI, Munarman menyebut, massa bubar karena tak mau berurusan dengan rezim. “Malas menghadapi rezim bengis dan kejam ini,” tuturnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.