Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BMKG: Gempa Majene Minim Susulan, Waspada Masih Ada Medan Tegangan Tersimpan

Sabtu, 16 Januari 2021 19:46 WIB
ilustrasi petugas BMKG sedang memeriksa gempa di Majene, Sulawesi Barat. (Foto: Antara)
ilustrasi petugas BMKG sedang memeriksa gempa di Majene, Sulawesi Barat. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat terjadi 32 kali gempa susulan di wilayah Majene-Mamuju pascagempa kuat Jumat (15/1) dinihari, aktivitas tersebut sangat rendah sehingga patut diwaspadai masih ada medan tegangan tersimpan yang dapat memicu gempa kuat.

"Jika mencermati aktivitas gempa Majene saat ini, tampak produktivitas gempa susulannya sangat rendah. Padahal stasiun seismik BMKG sudah cukup baik sebarannya di daerah tersebut. Sehingga gempa-gempa kecil pun akan dapat terekam dengan baik. Namun hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa gempa Majene ini memang miskin gempa susulan (lack of aftershocks)," kata Koordinator Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Sabtu (16/1).

Baca juga : Pengungsi Majene Mulai Kesulitan Makanan Dan Air Bersih

Daryono menilai fenomena tersebut agak aneh dan kurang lazim. Gempa kuat di kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan magnitudo 6,2 mestinya diikuti banyak aktivitas gempa susulan.

Gempa susulan terjadi pada Sabtu (16/1) pukul 06.32.55 WIB dengan magnitudo 4,8. Episenter terletak di darat pada jarak 29 km arah Tenggara Kota Mamuju.

Baca juga : Gempa Di Majene Dan Mamuju, Jaringan Telkom Sudah Normal

Pusat gempa ini relatif sedikit bergeser ke utara dari klaster seismisitas yang sudah terpetakan. Gempa ini adalah gempa ke-32 yang terjadi sejak terjadinya Gempa Pembuka dengan magnitudo 5,9 pada Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB. Tetapi gempa ini menjadi gempa ke-23 pascagempa utama dengan magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1) dinihari pukul 01.28 WIB.

Ia menyebutkan ada dua kemungkinan yaitu fenomena rendahnya produksi aftershocks di Majene disebabkan karena telah terjadi proses disipasi, di mana medan tegangan di zona gempa sudah habis sehingga kondisi tektonik kemudian menjadi stabil dan kembali normal. Atau justru malah sebaliknya, dengan minimnya aktivitas gempa susulan ini menandakan masih tersimpannya medan tegangan yang belum rilis, sehingga masih memungkinkan terjadinya gempa signifikan nanti.

Baca juga : Yuk Sukseskan Vaksinasi, Jangan Termakan Hoaks!

"Fenomena ini membuat kita menaruh curiga, sehingga lebih baik kita patut waspada," tambahnya. Ia mengakui bahwa ini merupakan perilaku gempa, sulit diprediksi dan menyimpan banyak ketidakpastian.[SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.