Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Puncak Musim Hujan Hingga Februari
Waspada! Potensi Bencana Akibat Faktor Cuaca
Minggu, 24 Januari 2021 10:01 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Masyarakat diingatkan agar mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan. Juga hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.
Peringatan ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Prof Ir Dwikorita Karnawati, MSc PhD. Mengacu pada prediksi BMKG, ujarnya, antara Januari-Maret 2021, memang terjadi peningkatan curah hujan bulanan mencapai 300-500 mm. Ini setara dengan peningkatan curah hujan 40-80 persen dari normalnya.
Saat ini, sebagian besar wilayah Indonesia atau 94 persen dari 342 Zona Musim sudah memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari mendatang.
Sebagian besar wilayah yang berada pada puncak musim hujan tersebut terutama sebagian Sumatera bagian Selatan, sebagian besar Jawa, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan bagian selatan Papua.
Baca juga : BMKG Minta Sulawesi Tenggara Waspadai Potensi Gempa
Terkait hal ini, jelasnya, BMKG telah membuat skenario terburuk, di mana fenomena iklim terjadi bersamaan saat ini sedang berlangsung dan bersamaan dengan puncak musim hujan. Kondisi inilah yang menurut Dwikorita, dapat berdampak pada cuaca di wilayah Indonesia. Sehingga perlu diwaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi.
"Sejak Oktober 2020 BMKG memberikan peringatan dini potensi terjadinya kondisi ekstrim, terkait cuaca akibat berbagai fenomena yang dikhawatirkan akan terjadi bersamaan dengan musim hujan," bebernya, pada konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Sabtu (23/1).
Fenomena iklim yang terjadi bersamaan itu, lanjut Dwikorita, adalah La Nina, yaitu anomali suhu muka air laut di wilayah Samudra Pasifik yang mengakibatkan suhu muka air laut relatif lebih dingin dibanding suhu muka laut di perairan Indonesia yang semakin hangat. Sedangkan saat ini, berdasarkan analisis BMKG, suhu di wilayah perairan Indonesia mencapai 29 derajat celcius.
Fenomena lainnya, yaitu angin Monsun Asia, yang mengakibatkan peningkatan pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia. Serta adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yaitu gelombang atmosfer yang membawa kumpulan awan hujan yang bergerak dari Samudra Hindia di zona tropis dari sebelah timur Afrika atau sebelah barat Indonesia, memasuki wilayah Indonesia menuju wilayah Pasifik.
Baca juga : Ketua MPR Dorong Pemda Kenali Potensi Bencana
Juga adanya fenomena gelombang atmosfer yang terjadi di ekuator, yaitu gelombang Rossby Ekuator dan Kelvin yang meningkatkan potesi hujan. Juga menghangatkan muka air laut di perairan Indonesia sehingga menambah penguapan.
Saat ini, juga terpantau adanya bibit siklon dan fenomena siklonik di beberapa titik. Fenomena ini dapat berdampak secara tidak langsung pada meningkatnya curah hujan dan kecepatan angin.
"Berbagai fenomena itu terjadi bersamaan, sesuai yang kami prediksi saat itu, kami buat empat skenario prediksi terburuk, adalah berbagai fenomena itu terjadi bersamaan," ujar Rektor Universitas Gadjah Mada (2014–2017) ini.
Sementara Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Dodo Gunawan mengatakan, berbasis dasarian atau 10 harian ketiga pada Januari, curah hujan dalam level menengah, sedangkan pada awal Februari diprakirakan curah hujan agak tinggi.
Baca juga : BPBD DKI: Hujan Disertai Petir, Waspada Banjir dan Longsor
Selain itu curah hujan sebulan ke depan masih menunjukan kategori tinggi, bisa lebih dari 500 mm. [RSM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya