Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Stok Vaksin Belum Cukup, Vaksinasi Bisa Molor
Protokol Kesehatan Tetap Wajib Diterapkan Lho, Ya!
Senin, 15 Februari 2021 05:05 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Upaya pemerintah menyuntikkan 1 juta vaksin dalam sehari, bisa jadi tidak sesuai rencana. Warga pun dimita jangan berharap cepat dapat vaksin. Tetap tegakkan protokol kesehatan.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengakui, sulit bisa mengejar target vaksinasi 1 juta warga per hari. Sebab, vaksinasi belum bisa dilakukan secara merata di seluruh Indonesia.
Pemerintah menargetkan, 70 persen masyarakat atau 181,5 juta orang mendapatkan vaksinasi Covid-19. “Nggak serta merta kita bisa melakukan itu. Indonesia kan bukan Jakarta. Jakarta adalah salah satu tempat di Indonesia yang bisa dilakukan dengan cepat. Tapi di tempat lain, nggak bisa seperti itu,” ujar Wiku, kemarin.
Baca juga : Waspada Bencana Di Tengah Pandemi, Yuk Lakukan Ini
Karena itu, bisa saja target vaksinasi meleset. Molor. Tapi, bisa juga lebih cepat. “Apa yang bisa membuat lebih cepat? Pertama, pastikan dulu vaksinnya cukup,” imbuhnya.
Saat ini, Indonesia belum mendapatkan dosis yang cukup untuk memenuhi target vaksinasi Covid-19 terhadap 70 persen penduduk. Sejauh ini, baru vaksin merek Sinovac asal China yang dimiliki Indonesia.
“Sekarang belum ada di tangan kita. Kita ketahui sekarang jumlah vaksinnya terbatas dan semua berusaha memproduksi dengan cepat,” tutur Wiku.
Baca juga : Awas Risiko! Jaga Kesehatan Mulut Di Tengah Pandemi
Pemerintah sudah memesan vaksin merek lain. Dia berharap, pesanan itu bisa datang sesuai jadwal.
Selain ketersediaan vaksin, proses kelancaran vaksinasi di Tanah Air juga bisa terhambat oleh ancaman mutasi dari virus Corona. Karena itu, dia mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Selain itu, pemerintah juga menggencarkan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment (3T).
Di tempat terpisah, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, karena ketersediaan vaksin belum mencukupi, pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat umum akan dilakukan dengan pendekatan klaster. Artinya, vaksinasi tidak akan diberikan secara menyeluruh kepada masyarakat di sebuah provinsi.
Baca juga : Jurus Pemerintah Dinilai Sudah Oke
Hingga saat ini, pemerintah belum bisa memastikan atau mengendalikan jumlah dosis yang bisa diterima dari pihak penyedia vaksin. Untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi bagi 181,5 juta masyarakat, ketersediaan jumlah dosis vaksin juga harus dipastikan tercukupi. Bila dosis vaksin yang seharusnya diterima pada 2022 bisa digeser ke 2021, maka proses atau target sasaran tadi bisa lebih mudah tercapai.
Selain itu, Nadia melanjutkan, penyuntikan vaksin per klaster dilakukan untuk meningkatkan efektivitas. “Jangan sampai vaksin sudah disebar luas, tapi ternyata efek yang kita harapkan, yakni menurunkan angka kesakitan, kematian dan menciptakan kekebalan komunal malah tidak tercapai,” ujarnya. [JAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya