Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Copot Moeldoko Saja Tak Cukup
Pengamat: Selamatkan Demokrasi, Presiden Harus Turun Gunung
Senin, 8 Maret 2021 14:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Seruan pencopotan Moeldoko dari jabatan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), pasca terpilihnya jenderal bintang empat itu sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (6/3) setelah berbagai kehebohan publik, terus berkumandang.
Namun, Analis Politik yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, pencopotan tersebut masih belum dapat menyelamatkan wajah pemerintah.
Baca juga : Moeldoko Bikin Kisruh Demokrat, Jokowi Diminta Turun Gunung
Menurutnya, Presiden Jokowi harus mampu meyakinkan publik, bahwa tidak ada dualisme kepengurusan dan kepemimpinan di Partai Demokrat.
"Pencopotan Moeldoko dari posisinya sebagai KSP, memang harus dilakukan. Sebagai inner circle istana, Moeldoko telah mencoreng wajah Presiden. Menjadi beban istana. Tapi, itu saja tidak cukup," papar Pangi dalam keterangannya, Senin (8/3).
Baca juga : Hasnaeni : Nasib KLB Demokrat Di Tangan Yasonna
"Pemerintah harus bisa meyakinkan, tidak ada dualisme kepengurusan dan kepemimpinan, AHY ketua umum sah, dengan menolak memberikan legitimasi. Menolak mengesahkan KLB ilegal, karena tak ikut aturan AD/ART partai yang sudah didaftarkan pada lembar dokumen negara tahun 2020," tandasnya.
Pangi mengingatkan, jika Presiden tidak melakukan langkah apa pun, tidak bunyi, maka itu dapat mengkonfirmasi keterlibatan Istana.
Baca juga : Bogor Berani Terapkan Ganjil Genap, Pengamat: Kalau Berhasil, Daerah Lain Bisa Contoh
"Campur tangan semacam ini adalah ancaman serius. Bukan hanya bagi partai Demokrat. Lebih dari itu, dapat menjadi lonceng kematian bagi demokrasi kita," jelasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya