Dark/Light Mode

Kuatkan Literasi Anak Lewat Gerakan Sosial Ala Komunitas Tanah Ombak

Selasa, 23 Maret 2021 20:28 WIB
Pendiri komunitas Tanah Ombak Suhendry Pong (Foto: Dok. Perpusnas)
Pendiri komunitas Tanah Ombak Suhendry Pong (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendiri komunitas Tanah Ombak Padang, Suhendry Pong, berbagai pengalamannya dalam menguatkan literasi untuk kesejahteraan masyarakat melalui gerakan sosial. Dia melakukannya di lingkungan kumuh sebuah kampung nelayan di Kota Padang, dengan merekayasa sosial melalui konsep pendidikan dan penempaan anak-anak dengan belajar, membaca, juga mengeluarkan potensi sesuai bakat dan minat serta kemandirian 

"Saya menciptakan ruang belajar bagi sarana pembelajaran, pelatihan skill yang dibutuhkan untuk keindahan lingkungan, praktik menanam, juga membangun kerja sama dan empati," ujarnya, dalam Rakornas Bidang Perpustakaan 2021, secara virtual, Selasa (23/3/2021). 

Baca juga : Kemampuan Literasi Tinggi Tingkatkan Produktivitas Masyarakat

Tanah Ombak, lanjutnya, bercita-cita menjadikan Taman Baca Masyarakat (TBM) sebagai basis perubahan dan kreativitas dan tempat rekreatif bagi orang luar yang ingin mengenal TBM lebih asyik. Menurutnya, ruang baca adalah bagian ruang mengekspresikan kreativitas melalui teater atau seni peran dan kesenian (lukis, musik dan tarian) dan menjadi awal menuju hidup yang lebih baik.

Komunitas Tanah Ombak resmi berdiri pada 2014 di sebuah kampung nelayan di Padang. Komunitas ini kemudian diaktakan pada 2015. Mulanya, komunitas seni dan fungsi sosial. Fungsinya lainnya ialah ekspresi dan pembelajaran. Dari fungsi sosial inilah ia mendirikan sebagai komunitas bernama Tanah Ombak. 

Baca juga : Besok, Tim Bulutangkis Indonesia Pulang Ke Tanah Air

Tujuan komunitas ini sederhana, yaitu mengembangkan minat baca di kalangan anak-anak dan remaja. Sekaligus pula membuka ruangan literasi lingkungan untuk anak-anak, khususnya di perkampungan nelayan tersebut. Dengan mengenalkan dunia baca dan literasi kepada anak-anak, kehadiran ruang baca Tanah Ombak seolah menjadi lentera. 

Di Tanah Ombak, anak-anak belajar membaca, menggambar, dan menulis. Inilah proses kreatif. Semua kegiatannya diwujudkan dalam bentuk kesenian, teater, musik, dan dongeng. “Anak-anak wajib membaca buku minimal 15 menit sehari,” ungkap Hendry,

Baca juga : Apapun Keputusan MK, Petahana Ngaku Legowo

Anak-anak usia lebih dari 10 tahun juga diajari membuat karya tulis. Bahkan, mereka juga sudah mempunyai buku puisi, esai, dan prosa. Berbekal ilmu seni di bidang teater, Hendry mengajak siapa pun untuk berkesenian. Khususnya anak-anak di sekitar Kampung Nelayan Pantai Padang. 

“Konsepnya hanya sederhana mencoba menciptakan anak-anak yang mencintai buku dan mengasah karakter ke arah yang lebih baik,” tutupnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.