Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bamsoet Ingatkan Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketahanan Pangan

Jumat, 26 Februari 2021 09:14 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) saat panen raya di Cianjur, Jawa Barat. (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) saat panen raya di Cianjur, Jawa Barat. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengingatkan, perubahan iklim yang berdampak pada ketahanan pangan negara akan menjadi tantangan yang lebih sulit dihadapi dibandingkan pandemi Covid-19. Sebagaimana juga disampaikan tokoh inovasi teknologi dunia, Bill Gates, yang menilai bahwa dampak perubahan iklim semakin jelas dirasakan di berbagai sektor kehidupan. Bahkan jauh lebih berbahaya dari serangan Covid 19. 

Karena itu, kata politisi yang akrab disapa Bamsoet ini, Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap berbagai komoditas pangan. Antara lain petani, pasar-bursa, harga, pergudangan-resi, modal, pembiayaan dan pinjaman, serta penjaminan-off takers. “Perlu adanya reformasi dan integrasi kebijakan serta mekanisme terhadap berbagai komoditas tersebut. Sehingga ketahanan dan kedaulatan pangan Indonesia tetap terjamin, tak terimbas dampak perubahan iklim maupun berbagai tantangan lainnya," ujarnya, di Jakarta, Jumat (26/2).

Baca juga : Bamsoet Lepas Tim Gerak BS Dan IMI Cs Bantuan Korban Banjir Bekasi

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, dalam lima tahun terakhir, produksi berbagai komoditas pangan memang sudah meningkat, sebagaimana terlihat dari data yang dipaparkan Kementerian Pertanian (Kementan). Namun, laju peningkatannya belum signifikan, mengingat jumlah penduduk dan juga kebutuhan nasional yang juga terus meningkat.

Produksi Jagung, misalnya, dalam lima tahun terakhir cukup meningkat. Di tahun 2016 mencapai 23,6 juta ton, tahun 2017 mencapai 28,9 juta ton, tahun 2018 sebesar 30 juta ton, tahun 2019 sebesar 33 juta ton, dan di tahun 2020 diprediksi mencapai 33 juta ton. Begitupun dengan padi yang meningkat dari 55 juta ton di tahun 2016, menjadi 56,6 juta ton di tahun 2017, kemudian 59,2 juta ton di tahun 2018. Namun menurun tajam menjadi 54,6 juta ton di tahun 2019, dan diprediksi menjadi 55 juta ton di tahun 2020.  

Baca juga : DPR Dukung Pemotongan Cuti Bersama, Minta Perusahaan Ikuti Kebijakan Pemerintah

Dampak Iklim yang saat ini menyebabkan banjir di mana-mana, sambung Bamsoet, dikhawatirkan akan merusak pertanian, khususnya padi. Pemerintah perlu mengantisipasi ketersediaan beras secara nasional. Sementara, impor beras menjadi masalah tersendiri karena negara-negara Asia rata-rata sudah terikat kontrak antar-negara.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menekankan, memajukan sektor pangan tidak bisa hanya harus dilakukan Kementan, yang berperan dalam pembinaan petani, penyediaan bibit dan pupuk, hingga memperluas luasan lahan pertanian. Melainkan butuh dukungan dari berbagai kementerian/lembaga lain. 

Baca juga : Resmikan Bendungan Napun Gete, Jokowi Ingin NTT Jadi Pendukung Ketahanan Pangan Nasional

"Karenanya, Indonesia perlu memiliki roadmap strategi ketahanan dan kedaulatan pangan yang konkret dan baku yang bisa diimplementasikan secara mudah dan cepat. Sehingga bisa mensinkronkan semua regulasi di berbagai kementerian/lembaga, mengintegrasikan kebijakan pemerintah pusat dan daerah," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.