Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Cegah Teror Bom, Polisi Jangan Fokus Ke Teroris Laki-laki Saja
Senin, 5 April 2021 12:52 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Peneliti Institute For Policy Analysis Of Conflict (IPAC), Dyah Ayu Kartika mengatakan, selama ini kita disajikan narasi perempuan itu diikutkan dalam aksi terorisme. Padahal sebenarnya tidak.
“Mereka dari awal sadar bisa melakukan aksi jihad. Makanya mereka mencari suami yang bisa melakukan jihad juga. Bahkan, terkadang pernikahan itu hanya syarat melakukan jihad,” ujarnya, Senin (5/4).
Baca juga : IPAC: Pelaku Teror Bergeser Dari Laki-laki Ke Perempuan, Ini Alasannya
Menurut dia, hal Itu bisa dilihat kasus yang di Medan. Itu kan bisa dibilang istrinya tiga. Yang satu yang meledakkan diri dengan anaknya dan dua istri lainnya memang dinikahkan untuk melakukan aksi jihad.
“Jadi bukan karena alasan apapun, ya pernikahan memang untuk melakukan amaliyah,” bebernya.
Baca juga : Jokowi Beri Bantuan Keluarga Teroris Di Sukabumi
Menurut dia, aparat harus mempelajari jaringan teror perempuan. Padahal, penggalian cukup dengan melihat petanya.
“Jadi upaya-upaya untuk memahami jaringan perempuan itu sendiri belum begitu kuat atau belum begitu banyak dilakukan oleh aparat. Makanya kita jarang untuk memahami serius polanya seperti apa,” bebernya.
Baca juga : Teroris Makin Tolol
Dia mengapresiasi penangkapan teroris oleh aparat. Namun, sayangnya mereka hanya fokus pada laki-laki. Padahal, perempuan punya posisi yang sama strategisnya dengan laki-laki.
Bagaimana mereka bisa merekrut perempuan? Menurut dia, biasanya dilakukan online. Karena kalau perempuan-perempuan ini kadang sambil jualan online. Apalagi sekarang masa pandemi itu lebih banyak online. Lalu kajian online gitu dan itu bisa antarpulau antarprovinsi. [UMM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya