Dark/Light Mode

IPAC: Pelaku Teror Bergeser Dari Laki-laki Ke Perempuan, Ini Alasannya

Senin, 5 April 2021 12:33 WIB
Institute For Policy Analysis Of Conflict (IPAC) Dyah Ayu Kartika. (Foto: ist)
Institute For Policy Analysis Of Conflict (IPAC) Dyah Ayu Kartika. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jaringan teroris mulai mengubah dan menggeser strategi perekrutan. Biasanya bomber alias pelaku pengeboman didominasi laki-laki. Tapi dalam beberapa tahun terkahir justru banyak dilakukan perempuan.

Begitu kata Peneliti Institute For Policy Analysis Of Conflict (IPAC), Dyah Ayu Kartika kepada RM.id, Senin (5/4).

“Memang ada semacam perubahan tren. Dulu yang kita tahu Jemaah Islamiah itu tidak terlalu banyak melibatkan perempuan tapi sekarang banyak perempuan yang ikut terlibat,” bebernya.

Baca juga : Ngeri, Mabes Polri Diserang Teroris Berpakaian Perempuan

Menurut dia, para teroris menyadari kalau perempuan yang menjadi bomber mempunyai daya publikasi yang sangat berbeda dibandingkan laki-laki. 

“Kita sudah sering melihat laki-laki terlibat dalam berbagai aksi terorisme. Tapi ketika perempuan yang terlibat akan ada sensasi yang lebih besar,” ujarnya.

Selain itu, perempuan juga tidak terlalu dicurigai. Ini bisa dilihat dari kasus penyerangan di Mabes Polri. Mungkin saja, pemeriksaan perempuan tidak seketat laki-laki. Karena hal-hal seperti itu makanya akhirnya lebih baik kalau perempuan itu yang diberi juga kesempatan untuk melakukan jihad. 

Baca juga : Pandemi Tak Surutkan Terorisme, Pemerintah Jangan Kendor Laksanakan Pencegahan-Penindakan

Faktor lainnya perempuan jadi bomber karena terus berkurangnya bomber laki-laki. Akhirnya mereka mengizinkan perempuan untuk terlibat lebih jauh. Tidak hanya berperan membesarkan, mendidik dan melakukan rekrutmen yang masif, tapi juga membuat kelompok yang komunikasinya intens.

“Bisa dibilang ada fasilitas juga oleh ISIS dan juga semacam sensasi yang berbeda kalau perempuan yang terlibat gitu. Jadi, memang pergeseran ini baru bisa kita lihat dan terasa di masa orang-orang lebih banyak pro ISIS saat ini,” ujarnya.

Kenapa mereka mudah terhasut? Sebenarnya kalau justifikasi, doktrin atau segala macam itu sama antara perempuan dan laki-laki. Misalnya yang digaungkan mungkin untuk laki-laki itu akan dapat 72 bidadari. Sedangkan yang perempuan juga ada janji-janjinya lagi.

Baca juga : Berat Di Ongkos, Persipura Absen

Tapi secara umum yang ditekankan baik perempuan atau laki-laki adalah narasi akhir zaman. Jadi mereka membuat seakan-akan kita sekarang ini berada di akhir zaman. 

“Makanya akhirnya mereka bisa sampai titik ekstrim untuk melakukan jihad itu,” ujarnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.