Dark/Light Mode

Unboxing Tiongkok, Buku Menyibak Negeri Tirai Bambu Dari Perspektif Indonesia

Sabtu, 10 April 2021 08:59 WIB
Mantan Duta Besar RI untuk Tiongkok, Sugeng Rahardjo, menerbitkan buku di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, pada Jumat  sore (9/4). (Foto: Istimewa)
Mantan Duta Besar RI untuk Tiongkok, Sugeng Rahardjo, menerbitkan buku di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, pada Jumat  sore (9/4). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah keterbatasan jumlah buku berbahasa Indonesia tentang Tiongkok yang ditulis oleh orang Indonesia dalam jagat perbukuan di Nusantara, mantan Duta Besar RI untuk Tiongkok, Sugeng Rahardjo, menerbitkan bukunya tentang negara besar itu.

Buku yang ia beri judul "Unboxing Tiongkok Sugeng Rahardjo -Belajar dari Tiongkok" itu di luncurkan dalam sebuah acara yang berlangsung di Resto Bengawan Solo, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, pada Jumat  sore (9/4).

Sugeng Rahardjo mengatakan kemajuan pembangunan dan ekonomi Tiongkok  dalam 30 tahun yang menyalip kemajuan bangsa barat selama 300 tahun selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas, terutama setelah Deng Xiaoping menerapkan kebijakan reformasi dan keterbukaan (opening-up and reform policy atau Gaige Kaifang) pada 1978.

"Keterbukaan tersebut menjadi ilham untuk judul buku ini: 'Unboxing Tiongkok'. Informasi yang terkandung dalam buku ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas bahwa membangun perekonomian negara memerlukan komitmen, disiplin, kerja keras, dan kesinambungan," katanya.

Baca juga : Erick Patok 4 BUMN Masuk 500 Perusahaan Top Dunia

Menurut Sugeng, di antara keberhasilan Tiongkok yang perlu mendapat perhatian banyak bangsa, termasuk Indonesia, adalah pencapaian berkesinambungan pemerintah negara itu dalam penghapusan kemiskinan yang menjadi tantangan besar bangsa besar itu selama ini.

Di tengah dinamika hubungan antarbangsa di tingkat regional dan global yang penuh tantangan yang tidak mudah saat ini, hubungan Indonesia dan Tiongkok justru terus menunjukkan tren peningkatan yang baik.

"Pemerintah kedua negara bahkan telah pun berhasil meningkatkan kemitraan strategisnya yang disepakati pada 2005 menjadi kemitraan komprehensif strategis pada 3 Oktober 2013, kata mantan Dubes RI untuk Tiongkok periode 2014 -2017 ini.

Dalam perjalanan sejarah hubungan kedua bangsa dan negara, hubungan Indonesia dan Tiongkok tak luput dari pasang surut, dan bahkan pernah mencapai titik nadir saat pembekuan hubungan diplomatik di periode 1967 hingga 1990 karena terusik oleh peristiwa 30 September 1965. 

Baca juga : Bantu Pulihkan Ekonomi, CIMB Niaga Bakal Gelar Forum Indonesia Bangkit

Namun, di balik semua itu, akar hubungan kedua bangsa besar ini justru telah terjalin selama ribuan tahun.  "Hal ini tercermin dari berbagai catatan yang ada di Tiongkok maupun peninggalan-peninggalan seperti saat muhibah Cheng Ho di berbagai wilayah di Indonesia", katanya.

Di tengah pandemi global Covid-19 yang memukul kesehatan publik dan ekonomi banyak negara di dunia, Sugeng memperkirakan bahwa Tiongkok akan menjadi negara yang terlebih dulu dapat recovery, baik dalam mengatasi Covid-19 maupun perekonomiannya.

"Dalam mengatasi Covid-19, masyarakat Tiongkok memiliki sikap yang unggul, yaitu disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, komitmen untuk mematuhi setiap protokol kesehatan, dan konsisten dalam melaksanakan anjuran aturan pemerintah," ujarnya.

Melalui buku ini, Sugeng Rahardjo berharap berbagai pihak di Tanah Air berkenan membuka diri untuk belajar dari keberhasilan banyak negara dan bangsa lain, termasuk Tiongkok.

Baca juga : AFC Garap Pasar Skin Care Indonesia

"Kita tidak bisa mengubah dunia yang begitu luas ini selama kita hidup.  Namun, yang harus kita lakukan adalah mulai dari diri kita sendiri untuk berubah sehingga hidup kita dapat berkontribusi positif bagi sesama," katanya.

Menyambut peluncuran buku yang menghadirkan dua versi bahasa ini, Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Prof. Dr. Asep Saefuddin, M.Sc, mengatakan konten buku ini mencerminkan kecintaan Sugeng Rahardjo yang sangat dalam kepada bangsanya. 

"Semua disusun berdasarkan pengamatan dan analisis yang mendalam. Kalau Tiongkok bisa  maju seperti ini, mengapa Indonesia tidak bisa?" katanya

Acara peluncuran buku yang dalam pelaksanaannya dibantu para pegiat Al-Azhar Youth Leader Institute (AYLI), unit kepemudaan bidang pengembangan kepemimpinan Masjid Agung Al-Azhar Jakarta ini, juga diisi sesi gelar wicara ("talk show"). [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.