Dark/Light Mode

Soal Novel LWMK, Penerbit Ajak Insan Literasi Lebih Konstruktif, Kreatif Dan Positif

Selasa, 20 April 2021 12:17 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Novel Live With My Ketos (LWMK) yang masuk jajaran best seller di Tanah Air karya remaja berumur 16 tahun dengan nama pena Matcharay, disebut bebas plagiasi setelah melalui kajian ilmiah kebahasaan.

Ahli bahasa dari Universitas Muhammadiyah Malang Eggy Fajar Andalas dalam keterangannya, Selasa (20/4) mengatakan, setelah melalui kajian bahasa, novel yang akan segera diangkat ke dalam miniseri itu tidak dapat disebut plagiasi.

“Dalam karya kreatif selalu ada pengaruh dari karya sebelumnya. Karya sastra tidak pernah lahir dalam ruang hampa tapi dipengaruhi dari hasil akumulasi pengetahuan penulis yang membaca karya-karya sebelumnya. Jadi selalu ada pengaruh karya terdahulu,” kata Eggy.

Sebelumnya, karya tersebut viral diberitakan telah memplagiat karya novel berjudul Regal karena ada beberapa fragmen yang mirip dengan Novel LWMK, yakni adagen pingsan di lapangan, tokoh di UKS, tokoh berkumpul di basecamp dan saat tokohnya dicegat oleh musuh.

Baca juga : Siti Ma'rifah: Perempuan Harus Lebih Kreatif Dan Kembangkan Diri

Menurut Eggy, adegan-adegan yang terjadi dalam novel itu lazim ada di dunia remaja dan menjadi latar dalam novel bergenre teenlit.

Dia bilang, kemiripan seperti ini tidak bisa dibilang klaim plagiat, kalau kemiripan bisa jadi iya. 

“Kalau dibaca seluruhan, bobot plagiasi yang disangkakan juga bukan menjadi tema utama, hanya fragmen-fragmen saja. Itu bukan inti utama dari gambaran keseluruhan cerita tapi fragmen-fragmen dalam novel,” katanya.

Eggy menegaskan, tidak bisa kemiripan diklaim plagiasi.

Baca juga : Erick, Lutfi, Dan Retno Buru Investor Di China

“Jika ada gambaran bisa jadi sama, tapi bila ada originalitas, ekspresi estetis dalam pengungkapan dan ada kreativitas pengarangnya, itu juga tidak bisa dikatakan plagiasi. Termasuk ada pilihan diksi, modifikasi dan karena terinspirasi,” katanya.

Sementara, Direktur Utama Penerbit Rainbook yang menerbitkan novel LWMK, Satya P mengatakan, pihaknya sangat antiterhadap praktik plagiarisme. 

“Kami tidak menoleransi jika salah satu buku yang kami terbitkan terbukti hasil plagiat. Kami pastikan akan melakukan tindakan kepada penulis kami jika bukunya terbukti hasil plagiat. Namun, dalam novel LWMK setelah dilakukan investigasi dipastikan tidak ada plagiasi,” jelas Satya.

Selain itu, dalam perjanjian tertulis yang penerbit dan penulis tanda tangani bersama sebelum buku diterbitkan, jelas menyebutkan bahwa penulis menjamin karya yang akan diterbitkan adalah karya orisinal dari penulis, bukan hasil plagiat dari karya lain.

Baca juga : AHY Ucapkan Terima Kasih Ke Jokowi, Mahfud Dan Yasonna

Pihaknya juga telah meminta pendapat ilmiah beberapa ahli bahasa, baik melalui referensi maupun pendapat langsung, untuk mengetahui apakah LWMK plagiat atau tidak. Hasilnya dipastikan, tidak ada unsur plagiat dalam novel LWMK.

“Berdasarkan perspektif hukum, tuduhan plagiat hanya boleh disematkan kepada seseorang atau karya jika sudah dapat dibuktikan dan mendapat vonis dari pengadilan. Tuduhan plagiat adalah tuduhan serius yang berimplikasi hukum,” katanya.

Pihaknya mengajak semua insan literasi, baik para penerbit, para penulis dan pembaca buku, bersama-sama mengembangkan dunia literasi Indonesia menjadi lebih konstruktif, kreatif dan positif. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.