Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Selain komentar nyinyir, musibah tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala-402 di Laut Utara Bali tak luput dari serangan hoaks atau berita bohong. Ada kabar yang menyebut Nanggala hancur karena dirudal. Ada juga informasi yang bilang, Nanggala tenggelam karena kelebihan muatan. Pihak TNI berusaha meluruskan hoaks-hoaks tersebut.
Informasi hoaks seputar Nanggala memang begitu seliweran di media sosial. Misalnya, konten YouTube berjudul “Menhan Bongkar Dalang Hilangnya Kapal Nanggala-402” yang diunggah, Sabtu (24/4). Dalam video itu disebutkan, rudal China C802 menghantam KRI Nanggala-402.
Portal Eramuslim juga mempublikasikan artikel berjudul Fakta Mengerikan Rudal China Di balik Tenggelamnya KRI Nanggala-402, Selasa (26/4). Artikel ini mengutip penjelasan dari Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono terkait latihan penembakan dengan rudal C802 serta Panglima Komandi Armada II Laksamana Madya TNI Sudihartawan, juga terkait rudal tersebut.
Baca juga : Istri Korban KRI Nanggala-402 Serda Diyut Masih Berharap Ada Keajaiban
Beda lagi dengan informasi yang diunggah akun Twitter @plato_ids. Akun tersebut menyebut, kecelakaan Nanggala karena diserang nuklir milik Prancis. Untuk menguatkan kabar tersebut, @plato_ids menuding, penyerangan itu tak lepas dari persaiangan alutsista antara Prancis dan Jerman. “Terjadi persaingan bisnis kapal selam antara Perancis dan Jerman,” demikian narasi yang ditambahkan di akun itu.
Setidaknya terdapat empat unggahan yang mencatut KRI Nanggala-402 pada akun tersebut hingga Senin (26/4) malam. Narasi yang menyatakan KRI Nanggala-402 ditembak rudal kapal selam Prancis dikomentari 224 pengguna lain Twitter, diunggah ulang hingga 377 kali, dan disukai lebih dari 500 pengguna lain.
Kabar yang juga tidak kalah heboh, soal dugaan Nanggala tenggelam karena beban muatan yang berlebih. Tudingan itu banyak disampaikan sejumlah pengamat yang mengklaim ahli di bidang alutsista.
Baca juga : Presiden Jamin Pendidikan Anak Prajurit KRI Nanggala 402 Sampai Sarjana
Benarkah semua tudingan tersebut? Untuk kabar yang menyebut Nanggala tenggelam dan patah menjadi 3 bagian karena diserang rudal China maupun Perancis, dipastikan itu hoaks. Bantahan ini disampaikan langsung Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad. “Tidak benar. Itu hoaks,” tegas Riad.
Dia menegaskan, dari sejumlah laporan awal, penyebab tenggelamnya kapal selam itu juga bukan karena kesalahan manusia maupun black out atau mati listrik. Meski ia mengakui, perlu mengangkat badan kapal terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab pasti tenggelamnya kapal selam itu.
“Sudah kita evaluasi dari awal. Saya berkeyakinan, ini bukan human error dan lebih kepada faktor alam,” katanya.
Baca juga : IRC Luncurkan Ban Performa Tinggi Generasi Terbaru
Soal kelebihan muatan, Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL, Laksamana Muda Muhammadi Ali yang gantian memberikan penjelasan. Kata dia, tidak benar Nanggala membawa awak kapal yang melebihi muatan.
Dari keterangan yang beredar, jumlah tempat tidur di Nanggala hanya 33 saja. Sementara saat kejadian, Nanggala diketahui membawa 53 awak kapal. Ali membenarkan, kapasitas tempat tidur di Nanggala berjumlah 33 unit. Namun yang perlu ditegaskan, kata dia, dalam kapal selam itu terbagi 3 shift atau biasa disebut hot bunk. Artinya, tempat tidur dipakai bergantian ketika awak kapal berjaga.
Penjelasan Ali, sebelum berangkat setiap kepala kamar mesin memastikan betul muatan yang akan dibawa sebelum berlayar. “Itu pasti menghitung jumlah orang yang akan masuk, dikaitkan dengan muatan yang akan dia bawa saat itu, seperti torpedo berapa yang ia bawa, kemudian amunisi lainnya,” tuturnya di Mabes TNI, Cipayung, Jakarta Timur, kemarin.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya