Dark/Light Mode

Tolak Impor Beras

Emil Sikapnya Keras Ganjar Masih Halus

Kamis, 18 Maret 2021 06:15 WIB
Ilustrasi impor beras. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi impor beras. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menolak rencana pemerintah melakukan impor beras 1 juta ton. Bedanya, Kang Emil -sapaan Ridwan Kamil- menolak dengan keras, sedangkan Ganjar masih halus.

Penolakan impor beras disuarakan Emil setelah melakukan rapat virtual dengan para petani. Rapat itu dipamerin Emil di akun Instagram pribadinya, kemarin. Emil serius mendengarkan penjelasan para petani yang ada di dalam layar monitornya.

Dalam kesempatan itu, para petani mengeluhkan soal rencana pemerintah yang akan membuka keran impor beras sebanyaj 1 juta ton. Menurut mereka, kebijakan itu akan menghancurkan harga gabah petani yang mulai memasuki musim panen. Emil yang mengenakan setelan jas warna krem dan peci hitam hitam itu, serius mencatat keluhan petani.

Baca juga : Sungai Lamong Meluap, Beberapa Kecamatan Di Gresik Masih Banjir

“Kami memberikan usulan agar impor beras ditunda atau ditiadakan sehubungan surplus panen (padi),” kata Emil.

Dengan adanya panen raya di sejumlah daerah di Jabar sejak Januari hingga Maret 2021, membuat stok beras diperkirakan mencapai 322 ribu ton. Untuk itu, Emil menyarankan kepada pemarintah pusat, daripada membeli beras dari luar negeri, lebih baik memaksimalkan produksi beras dari dalam negeri.

“Masa sudah beras banyak, impor pula. Kalau posisinya sedang krisis beras, saya kira masuk akal. Tapi, ini kan sedang surplus. Jangan sampai kebijakan impor beras ini menghantam kesejahteraan petani,” tegas Emil.

Baca juga : Impor Beras Bakal Rugikan Negara

Sebelumnya, penolakan juga datang dari Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo. Namun, penolakannya dilakukan dengan halus.

Menurut politisi PDIP itu, pemerintah harus memperhitungkan dengan matang rencana melakukan impor beras itu. Pasalnya, saat ini para petani di Indonesia, termasuk di Jateng, sudah mulai memasuki musim panen. Tentu hal ini akan mengganggu penjualan hasil dari petani lokal.

Meski begitu, Ganjar mengatakan, impor beras diperbolehkan apabila dasarnya karena darurat bencana dan untuk menutupi kebutuhan daerah tertentu. “Tapi, harus dijelaskan secara detail, agar tidak menggoncang situasi pada saat kita mau panen. Ini kan sudah masuk musim panen,” tekannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.