Dark/Light Mode

TNI Sibuk Meluruskan

Hoaks Nanggala Masih Merajalela

Rabu, 28 April 2021 07:40 WIB
Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmad Heru Purwono (tengah) bersama Asrena Kasal Laksamana Muda TNI Muhammad Ali (kedua kanan), Danseskoal Laksamana Muda Iwan Isnurwanto (kedua kiri) memberikan keterangan pers di Gedung Utama Martandinata, Mabesal, Cilangkap, Jakarta, Selasa (27/4/2021). Konferensi pers tersebut terkait kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali. (Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha)
Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmad Heru Purwono (tengah) bersama Asrena Kasal Laksamana Muda TNI Muhammad Ali (kedua kanan), Danseskoal Laksamana Muda Iwan Isnurwanto (kedua kiri) memberikan keterangan pers di Gedung Utama Martandinata, Mabesal, Cilangkap, Jakarta, Selasa (27/4/2021). Konferensi pers tersebut terkait kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali. (Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

 Sebelumnya 
Menurut Ali, kapal tersebut sudah biasa mengangkut 50 awak kapal, ditambah satu regu pasukan khusus beranggotakan 7 personel saat menjalankan tugas penyusupan. Sementara, saat KRI Nanggala-402 tenggelam, hanya ada 53 orang awak dan membawa 3 torpedo. Padahal, kapal selam itu didesain membawa 8 torpedo. Adapun satu torpedo beratnya mencapai 2 ton.

Apalagi, KRI Nanggala-402 sudah berlayar bertahun-tahun dan tidak pernah menemui masalah. “Jadi, kalau dinyatakan kelebihan muatan sangat tidak tepat, sangat salah, dan tidak berdasar. Pernyataan yang menyampaikan bahwa kapal selam ini kelebihan muatan sama sekali tidak berdasar dan mungkin belum berpengalaman,” ujar Ali.

Ia juga menyebut, perbaikan (overhaul) KRI Nanggala-402 sudah dilakukan 2011 dan selesai pada 2012. Artinya, kapal itu masih laik dan memenuhi syarat beroperasi hingga September 2022. Selain juga selalu melalui pengecekan rutin.

Baca juga : Istri Korban KRI Nanggala-402 Serda Diyut Masih Berharap Ada Keajaiban

“Kemudian melaksanakan perbaikan-perbaikan hardepo (perbaikan dan pemeliharaan menyeluruh), harmen (pemeliharaan tingkat menengah), sampai docking 2 tahunan itu rutin dilaksanakan terus. Docking terakhir tahun 2020,” beber Ali.

Anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon mengimbau agar masyarakat tidak menelan mentah-mentah berita yang beredar, apalagi jika terbukti hoaks. Menurutnya, masyarakat bisa merujuk pihak-pihak yang berkompeten, seperti dari pihak TNI atau Kementerian Pertahanan.

“Kan KSAL juga sudah menyampaikan. Pihaknya akan memberikan keterangan setelah body kapal berhasil diangkat. Artinya, KSAL akan memberikan hasil investigasinya. Biarkan nanti hasilnya yang berbicara,” pesan kader banteng ini.

Baca juga : Presiden Jamin Pendidikan Anak Prajurit KRI Nanggala 402 Sampai Sarjana

Effendi berharap, Kementerian Kominfo segera memblokir akun-akun yang menyebarkan berita hoaks. Apalagi, saat ini sudah ada Tim Siber Polri. Jangankan yang sengaja menyebarkan hoaks, yang tidak sengaja saja harus ditertibkan.

Dia berpesan agar semua pihak tidak membuat analisa sepihak. Perlu kebijaksanaan dan hati yang bersih saat berkomentar. Apalagi, momennya sedang terkena musibah. “Kita harus punya etika dalam mengelola medsos. Karenanya UU ITE harus dipertebal, diperkuat. Bukan malah mau dihapus,” imbuhnya.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengaku langsung bertindak, terkait merajalelanya hoaks seputar nanggala. Kementerian yang dipimpin Johnny G Plate itu sudah melakukan pelabelan hoaks terkait tenggelamnya KRI Nanggala. Ada dua berita yang dilabeli hoaks. Pertama, kapal selam hancur dirudal Tiongkok.

Baca juga : IRC Luncurkan Ban Performa Tinggi Generasi Terbaru

Beredar pesan berantai melalui WhatsApp, berisi narasi bahwa kapal selam dirudal Tiongkok. Kedua, KRI Nanggala-402 ditembak Kapal Selam Prancis.

“Untuk selanjutnya, Kominfo terus melakukan pemantauan konten yang melanggar undang-undang dan melakukan penanganan sesuai dengan prosedur yang berlaku,” pungkas Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.