Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hasil Hisab Sudah Diketahui

Penentuan Lebaran NU Masih Tunggu Sidang Isbat

Senin, 10 Mei 2021 22:09 WIB
Proses rukyatul hilal (mengamati bulan). (Foto: NU Online)
Proses rukyatul hilal (mengamati bulan). (Foto: NU Online)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LFPBNU) akan menggelar Rukyatul Hilal (mengamati bulan) pada Selasa (29 Ramadhan 1442 H) yang bertepatan dengan 11 Mei 2021 M. Namun, berdasarkan data hasil hisab jama’i (perhitungan astronomi), ketinggian hilal (bulan) saat matahari terbenam pada Selasa (11/5) sudah diketahui. Yaitu pada posisi -4º 22’ 28”. 

Markaz nasional alias patokan utama ditentukan di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Berdasarkan data hisab di markaz nasional tersebut dan titik-titik ibu kota provinsi/kabupaten di seluruh Indonesia, diperhitungkan hilal terbenam lebih dulu dibanding matahari di seluruh Indonesia pada saat pelaksanaan rukyatul hilal.  

Baca juga : Aset Kasus Asabri Bakal Dilelang, Pengacara: Prematur dan Rugikan Masyarakat

Meski begitu, untuk penentuan Idul Fitri 1442 H atau tanggal 1 Syawwal 1442 H, PBNU masih menunggu sidang itsbat, yang akan dilaksanakan pada Selasa (11/5) setelah pelaksanaan rukyatul hilal rampung. Alasannya, kedudukan hisab dalam NU adalah alat bantu pelaksanaan rukyatul hilal

NU menghormati penggunaan metode hisab. Tetapi, NU berpedoman bahwa metode rukyatul hilal yang lebih tepat digunakan berdasarkan perspektif fiqih. Mengingat sandarannya cukup banyak. Mulai dari teks hadits Nabi Muhammad SAW hingga pendapat para ulama. 

Baca juga : Ogah Mikir Jadi Pemain Terbaik, Neymar Fokus Gondol Si Kuping Besar

“Secara formal, keputusan Nahdlatul Ulama untuk bersandar pada rukyatul hilal dapat dilihat misalnya pada hasil Muktamar NU ke–30 tahun 1999,” kata Wakil Sekretaris LFPBNU Ma’rufin Sudibyo, Senin (10/5), seperti dikutip NU Online.

Dalam pandangan NU, sambung Ma'rufin, penggunaan hisab untuk menetapkan awal bulan Hijriyah (terutama untuk menetapkan awal Ramadhan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha), tidak cukup jika dilakukan tanpa verifikasi faktual (rukyatul hilal). Bagi NU, hisab hanya bermakna sebagai hipotesis verifikatif yang belum konklusif. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.