Dark/Light Mode

Peringatan Kelahiran Pancasila

Waka BPIP: Stop Perdebatan Harlah Pancasila 1 Juni

Jumat, 28 Mei 2021 07:54 WIB
Wakil Kepala BPIP Hariyono. (Foto: ist)
Wakil Kepala BPIP Hariyono. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berharap tidak ada lagi perdebatan soal kapan Hari Lahir Pancasila.

Berdasarkan kesaksian dari pelaku sejarah serta dokumen sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) jelas bahwa kelahiran Pancasila itu 1 Juni 1945.

Ini bisa dibacar dari  kesaksian pelaku sejarah seperti Ketua BPUPK Radjiman Widiodiningrat, Wakil Ketua BPUPK RP Suroso, Anggota Panitia Sembilan dan Wakil Ketua BPUPK Moh Hatta, Anggota BPUPK dan Anggota Panitia Kecil Mohammad Yamin, serta dari Ki Hajar Dewantoro, Sunario, M. Maramis hingga Sunario.

Baca juga : DPR Dorong Penerbitan PP Holding Ultra Mikro

Bahkan dokumen sejarah yang terkait dengan perumusan sidang BPUPK dan PPKI baik yang dipegang oleh A.K. Pringgodigdo yang sempat dirampas pihak Belanda dan disimpan di Arsip Kerajaan Belanda sudah dikembalikan ke Indonesia. Demikian pula Arsip yang sebelumnya dipegang A.G. Pringgodigdo dan dipinjam oleh Mohammad Yamin dan sempat dinyatakan hilang sudah ditemukan. Kedua Arsip tersebut sekarang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)

Perdebatan yang tak berujung dan berbasis opini hanya menghabiskan energi bangsa. Sebagai bangsa modern, perlu belajar dari sejarah yang berbasis data, agar peringatan Hari Lahir Pancasila berdasar kemauan rezim dan menjadi momen refleksi bangsa. 

Termasuk menempatkan pidato Soekarno 1 Juni sebagai kelahiran Pancasila sebagai sumber dalam perumusan Pancasila oleh panitia 9 yang menghasilkan Piagam Jakarta, Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan Pengesahan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 yang memiliki makna Pengesahan Pancasila sebagai dasar negara secara yuridis konstitusional sebagai rangkaian peristiwa sejarah yang tidak terpisah. 

Baca juga : Pimpin Kenaikan Pangkat 33 Perwira Tinggi, KSAD: Amanah Hingga Purnabakti

Konstruksi sejarah Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa, pemersatu bangsa, pandangan hidup bangsa dan kepribadian bangsa sangat sarat dengan nilai-nilai luhur yang harus dilakukan dan diperjuangkan secara luhur. Namun mengapa pemahaman dan pengamalan Pancasila sampai sekarang belum maksimal. 

 "Kita sudah 75 tahun merdeka, namun nilai Pancasila belum  diterapkan secara maksimal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Masih ada perilaku intoleran dalam suatu bangsa yang menganut kebangsaan inklusif, masih banyak korupsi pada bangsa yang mengakui eksistensi Tuhan yang Maha Tahu hingga adanya regulasi dan kebijakan  yang tidak kongruen dengan sila kelima tentang Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ungkap Wakil Kepala BPIP Hariyono, kepada wartawan, Kamis (27/5).

Seperti diketahui, Presiden Jokowi pada 2016 menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila yang diperingati oleh bangsa dan negara bertepatan dengan pidato Soekarno dalam sidang BPUPK, 1 Juni 1945. Kala itu, Soekarno mengemukakan konsep dasar negara, philosophie grondslag, Welsthanchauung, dari bangsa dan negara yang akan merdeka secara politik, yang terdiri atas lima sila dan dinamakan Pancasila. 

Baca juga : BPIP: Peringatan Harlah Pancasila Serentak Di 34 Provinsi

Peringatan kelahiran Pancasila 1 Juni atau 18 Agustus sempat menjadi polemik setelah Prof Dr. Nugroho Notosusanto menulis buku Proses Perumusan Pancasila dasar negara di tahun 1981. Buku tersebut mengambil sumber dari buku Moh Yamin Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945. Dan buku Mohammad Yamin kemudian dijadikan dasar penyusunan buku Risalah Sidang BPUPK dan PPKI yang diterbitkan oleh Sekretariat Negara. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.