Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kampanye Anti Tembakau Saat Pandemi Bikin Ekonomi Mati Suri

Senin, 31 Mei 2021 14:17 WIB
Koordinator Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK) Mohammad Nur Azami. (Foto: Ist)
Koordinator Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK) Mohammad Nur Azami. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peringatan Hari Anti Tembakau sedunia yang diadakan setiap 31 Mei, rasa-rasanya tidak tepat dilakukan saat pandemi. Sebab, aksi-aksi seperti ini justru bisa membuat ekonomi mati suri.

Koordinator Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK) Mohammad Nur Azami mengatakan, sekelompok kecil masyarakat yang menjadi penggerak tidak memahami situasi saat ini. Mereka lupa, perekonomian nasional ditopang industri hasil tembakau (IHT).

Kenapa demikian? Catatan Azami, 6 juta tenaga kerja dari hulu sampai hilir diserap di sektor IHT. Sumbangsih di bidang keuangan juga sangat tinggi.

"Ini suatu momen yang tidak patut dirayakan di Indonesia. Karena kita punya kepentingan dan ketergantungan sangat besar dari IHT nasional. Selain menyediakan lapangan pekerjaan bagi jutaan tenaga kerja Indonesia, juga pemasukan keuangan yang menopang APBN kita baik dari cukai rokok maupun dari pajak lainnya," tuturnya, di Jakarta, Senin (31/5).

Baca juga : WN Jepang Di Medan Tutup Usia Saat Jalani Isolasi Mandiri

Pada dasarnya, perayaan dan penyampaian pendapat tentang anti tembakau sah-sah saja. Sehingga perlu dihormati. Hanya saja, Azami meminta agar pemerintah tidak terpengaruh desakan anti tembakau. Jangan karena desakan masyarakat internasional.

Menurutnya, lebih baik kebijakan yang nantinya diambil berdasarkan kajian secara komprehensif terhadap sumbangan dan manfaat keberadaan IHT yang selama ini menopang perekonomian nasional.

"Pemerintah jangan hanya melihat dari sudut  pengendalian tembakaunya saja, tapi juga lihat kepentingan nasional dari sektor pertanian, ketenagakerjaan, keuangan, dan industri," pintanya.

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman (FSP RTMM) Jawa Timur Purnomo melihat, gerakan maupun kampanye yang dilakukan sekelompok kecil masyarakat yang tergabung di beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) anti rokok, harus dilawan.

Baca juga : Airlangga: Kami Belajar Seimbangkan Gas Dan Rem

Sebab menurutnya, mereka lupa budaya dan kehidupan sosial bangsa Indonesia. "Kampanye dan gerakan anti tembakau itu hanya menjalankan pesan sponsor tertentu, dari pihak tertentu, yang ingin mematikan IHT nasional. Gerakan dan kampanye itu adalah gerakan dan kampanye melawan rakyat Indonesia. Gerakan yang ingin menghancurkan perekonomian nasional. Itu harus dilawan," tegasnya.

Purnomo mengingatkan, sekiranya kampanye yang dilakukan sebagian kecil LSM anti rokok dipenuhi pemerintah. Satu hari masyarakat dilarang merokok. Berapa juta batang rokok yang tidak terserap. Itu berarti kerugian yang amat besar bagi masyarakat sekaligus juga pemerintah. Tenaga kerja kita berhenti bekerja, dan pemerintah kehilangan pemasukan keuangan dari cukai puluhan triliun.

Jika hal itu terjadi, Purnomo tidak yakin LSM mampu memberikan solusi atas masalah tersebut. Soal penyakit di masyarakat, tentu bukan hanya disebabkan rokok. Bahkan pembunuh nomor satunya adalah diabetes. Ia lantas menanyakan, kenapa LSM itu tidak melakukan gerakan berhenti mengkonsumi gula.

Di masa pandemi, perekonomian Indonesia sudah babak belur. Ribuan tenaga kerja kehilangan pekerjaan, ekonomi di kota maupun di desa terganggu. Meski begitu, IHT justru tetap bertahan dengan terus merekrut tenaga kerja, menyumbang pendapatan negara, dan menggerakan perekonomian dari berbagai sektor dari hulu hingga hilir.

Baca juga : Kebut Pemulihan Ekonomi, Pelaku Industri Serius Genjot Bisnis Digital

"Industri hasil tembakau nasional harusnya dilindungi dan dilestarikan, karena terlihat jelas jasanya bagi pemulihan ekonomi nasional di masa pendemi Covid-19 ini," pungkas Purnomo. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.