Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Di saat ekonomi mulai siuman, badai Corona malah datang lagi. Bahkan serangan Corona kali ini lebih ganas lagi. Di berbagai daerah, rumah sakit sudah penuh. Ketersediaan ruang ICU juga makin menipis. Namun pemerintah masih belum mau tarik rem darurat. Dikhawatirkan, tarik rem darurat membuat ekonomi ambruk seperti tahun lalu.
Dalam satu pekan ini, penyebaran virus corona di Tanah Air sudah genting. Berbagai daerah melaporkan terjadi kenaikan kasus yang cukup drastis. Bila 3 bulan lalu, kasus aktif Corona berada di level 5 ribuan, kini kenaikannya berkali-kali lipat.
Kemarin, kasus aktif kembali menembus angka 12.624 kasus. Sehingga total kasus aktif sudah mencapai angka 1,950.276. Jumlah kasus meninggal juga masih tinggi, bertambah 277 kasus sehingga totalnya mencapai 53.753.
Baca juga : Vaksin Untuk Vaksinasi Gotong Royong Dan Program Pemerintah Tetap Dibedakan
Tiga provinsi di Pulau Jawa, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah menjadi penyumbang terbesar kasus aktif secara nasional. Bahkan di Ibu Kota, kasus aktif harian kembali di rekor tertinggi dengan bertambah 4.144 orang per hari kemarin.
Sebelumnya, kasus aktif harian umumnya banyak menyerang wilayah pemukiman masyarakat. Penyebabnya macam-macam, mulai dari klaster libur Lebaran, silaturahmi Lebaran hingga hajatan. Akibatnya, banyak pemukiman di tingkat RT maupun RW terpaksa melakukan lockdown.
Belum selesai dengan kasus di perumahan, kini klaster perkantoran mulai ikut diserang Corona. Beberapa kantor kementerian dan lembaga, dibuat was-was dengan banyak pegawainya yang tertular virus asal Wuhan itu.
Baca juga : Margot Robbie Pamit Dari Medsos Sementara Waktu
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir, langsung memberikan surat edaran kepada para anak buahnya, Mengingat di kantor kementerian itu, sudah banyak pegawainya yang berstatus positif Corona. Isi surat edarannya, yakni memberlakukan kembali kerja dari rumah atau work from home (WFH), melarang untuk rapat tatap muka, berpergian keluar kota, dan sebagainya.
Tak hanya kementerian, virus sialan itu juga masuk ke kantornya para wakil rakyat di Senayan. Sebelas anggota DPR dilaporkan positif Covid-19. Selain itu, puluhan pekerja di lingkungan DPR seperti tenaga ahli, petugas pengaman dalam, pegawai TV Parlemen, serta ASN, ikut terpapar. Menyikapi kondisi ini, DPR memutuskan menunda rapat untuk sementara.
Serangan Corona yang makin ganas itu membuat desakan agar pemerintah segera tarik rem darurat semakin kencang. Kalangan dokter yang kewalahan akibat fasilitas kesehatan yang mulai kolaps mengingatkan pemerintah agar tidak mengandalkan Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro untuk menekan penyebaran Corona.
Baca juga : Penegakan Hukum Kunci Pemberantasan Pungli di Pelabuhan
Teranyar permintaan ini disampaikan Kabid Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane. Kata dia, dalam waktu tidak sampai 1 bulan, fasilitas kesehatan rumah sakit akan kolaps jika kasus Corona terus naik. Menurutnya, penambahan tempat tidur sebanyak apapun di rumah sakit tidak akan berpengaruh. Sebab, jumlah pasien terus bertambah.
“Jika tidak ada containment, tidak ada pengendalian yang tepat dan cepat, saya bisa katakan 2 minggu sampai satu bulan lagi, kita sudah akan kolaps,” kata Masdalina dalam diskusi Satgas Covid-19, kemarin.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya