Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pemberian Kental Manis Sama Dengan Langgar Hak Anak

Sabtu, 19 Juni 2021 22:21 WIB
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian PPPA Entos Zainal (Foto: Istimewa)
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian PPPA Entos Zainal (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Dalam temuan KOPMAS saat mengadvokasi gizi masyarakat di daerah, ditemukan hal mengejutkan. Kata Marni, masyarakat yang selama ini dikenal hidup dengan kearifan lokal dengan mengonsumsi makanan yang bersumber dari alam, kini beresiko gizi buruk.

“Jika dulu masyarakat Baduy identik dengan hidup tanpa teknologi, sekarang mereka sudah akrab dengan gadget dan televisi. Dampaknya adalah, anak-anak Baduy, yang biasanya makan singkong, sayur dan ikan-ikanan, kini terbiasa makan sosis, baso, nugget, dan pagi sarapan dengan sereal atau susu kental manis. Bahayanya adalah, orang tua tidak paham bahwa apa yang dimakan anak-anak mereka tidak sesehat menu dari ladang yang dahulu biasa mereka konsumsi,” papar Marni.
 
Dia menambahkan, ada hal positif dari mulai terbukanya mereka terhadap modernisasi. Seperti bidan dan puskesmas yang sudah bisa memberikan layanan kesehatan bahkan imunisasi.

"Tapi, yang masih kami sayangkan adalah, pemeriksaan kesehatan ini masih minim edukasi gizi. Bahkan, di Ciemes kami justru menemukan bidan yang tidak paham kandungan susu kental manis,” pungkas Marni.
 
Menanggapi hal itu, Wiwin Hendriani dari Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (HIMPSI) mengatakan, persoalan kental manis masih menyisakan pekerjaan yang panjang bagi pemmerintah. Iklan susu kental manis sebagai sumber gizi tunggal memang sudah dihapus. Tapi, bukan berarti dengan iklannya distop kebiasaan masyarakat langsung berbalik.

"Tidak mungkin seperti itu. Maka, yang harus dilakukan adalah mengkoreksi dengan informasi yang benar. Iklan yang salah harus diperbaiki dengan iklan yang menampilkan informasi yang benar,” tegas Wiwin Hendriani. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.