Dark/Light Mode

Pemberian Kental Manis Sama Dengan Langgar Hak Anak

Sabtu, 19 Juni 2021 22:21 WIB
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian PPPA Entos Zainal (Foto: Istimewa)
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian PPPA Entos Zainal (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Upaya menjaga anak-anak agar terhindar stunting perlu dilakukan bersama. Hak anak harus diberikan secara penuh, termasuk makanan bergizi. Pemberian makanan tidak bergizi kepada anak, seperti kental manis, berpotensi melanggar hak anak.

Hal ini mengemuka dalam diskusi yang diselenggarakan Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS) bertema Lingkaran Setan Gizi Buruk di Indonesia. Mendapatkan hak kesehatan dan terhindar dari stunting merupakan salah satu hak anak yang diratifikasi dalam konvensi hak anak tahun 1989.

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Entos Zainal menjelaskan, aspek kesehatan sangat memengaruhi perkembangan anak dan remaja di saat dewasanya kelak. Salah satunya adalah stunting.

Stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang berat, baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah pun terus bekerja keras mengatasinya. Presiden Jokowi menargetkan penurunan stunting pada 2024 hingga 14 persen. Saat ini angka stunting masih berkisar 27 persen.
 
Demi mempercepat target penurunan stunting, Kementerian PPPA mengajak seluruh elemen masyarakat ikut berperan mengkampanyekan ASI ekslusif sebagai bekal anak tumbuh dengan status gizi yang baik. “Kita harus jaga betul agar susu kental manis tidak diberikan kepada bayi. Pemenuhan hak anak terlanggar bila susu kental manis terus diberikan sebagai minuman pengganti susu untuk anak, ” ucap Entos.
 
Ketua Bidang Advokasi KOPMAS R Marni memaparkan temuan-temuan KOPMAS terkait permasalahan gizi anak selama 2020-2021. Kata dia, permasalahan gizi anak dan remaja, semua bersumber pada keluarga.

"Bagaimana kebiasaan makan anak, bagaimana gaya hidup anak saat remaja hingga dewasa, apakah anak-anak tumbuh dengan gizi yang cukup atau malah beresiko anemia, ini tergantung dari bagaimana perlakuan keluarga terhadap anak. Dengan kata lain, orang tua, yaitu ibu dan bapak harus paham benar mengenai tumbuh kembang anak,” jelas Marni.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.