Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tak Hanya Kekurangan Oksigen, Pemkot Bogor Juga Minim Nakes

Senin, 5 Juli 2021 23:22 WIB
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim meninjau aktivasi dua tempat isolasi pasien di Asrama 5A IPB University Dramaga dan Rumah Sakit (RS) Perluasan di GOR Pajajaran, Senin (5/7). (Foto: Ist)
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim meninjau aktivasi dua tempat isolasi pasien di Asrama 5A IPB University Dramaga dan Rumah Sakit (RS) Perluasan di GOR Pajajaran, Senin (5/7). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih membutuhkan tenaga kesehatan (nakes) dalam situasi darurat ini. Hal itu dikatakan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim saat meninjau aktivasi dua tempat isolasi pasien di Asrama 5A IPB University Dramaga dan Rumah Sakit (RS) Perluasan, di GOR Pajajaran, Senin (5/7).

"Jadi saat ini yang kita hadapi bukan hanya masalah oksigen, tapi juga masalah nakes. Ini tantangan kita bagaimana kita bisa mendapat nakes," ujar Dedie.

Dia menegaskan, saat ini kelengkapan peralatan nakes sudah memadai. Tapi, SDM nakesnya yang belum tercukupi. Soalnya, para nakes yang ada saat ini terbagi-bagi tugas.

Baca juga : Kembangkan Ekonomi Sirkular, Pemerintah Bisa Gandeng Swasta

"Sekarang SDM-nya langka karena kebutuhan-kebutuhannya dimana-mana. Antara lain ada yang menjadi swaber, vaksinator, ditambah kebutuhan-kebutuhan rumah sakit tidak hanya di Bogor tapi seluruh RS di Indonesia," imbuhnya.

Dedie menimbang, saat ini Kota Bogor membutuhkan lebih dari 200 orang nakes. Hingga saat ini, mungkin yang baru tercapai hanya sekitar 20 orang saja. Dia menyebut, pihaknya terus mencari sumber-sumber nakes yang kompeten.

"Kalau 200 itu yang untuk kebutuhan isolasi, sementara kebutuhan di RSUD juga tinggi. Semua sama masalahnya, SDM-nya. Aktivasi RSUD dua (RS Perluasan) saja mungkin butuh berapa puluh lagi, itu juga belum terpenuhi," jelas Dedie.

Baca juga : RSUP Dr. Sardjito Kekurangan Oksigen, Polda DIY Gercep Kirim 100 Tabung

Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir menambahkan, nakes yang ada saat ini diyakininya masih memiliki moril yang tinggi. Ia mengaku, para nakes masih siap berjuang untuk pelayanan Covid-19.

"Hanya memang ini jumlah kecepatan kapasitas penambahan pasien dibandingkan dengan penambahan SDM dan ruangan tidak sebanding. Jadi masih banyak yang positif baru, terutama dari isoman," paparnya.

Kondisi ini, lanjut dia, memang belum ideal. Seharusnya, satu perawat menangani enam pasien. Apalagi, penanganan pasien Covid-19 lebih berat karena harus menggunakan baju hazmat. Saat ini, satu perawat melakukan penanganan untuk 15 pasien.

Baca juga : Bima Arya Sebut Situasi Kota Bogor Masuk Fase Genting

Selain itu, kata Ilham, kondisi seperti saat ini mengharuskan RSUD meningkatkan kapasitas. "Kalau SDM kita naikkan dengan kontingensi. Jadi yang rawat inap kita kurangi. Mau tidak mau sekarang hanya tersisa 56 (nakes) untuk rawat umum non-Covid19. Nanti kita target menjadi 341 nakes untuk Covid-19. Kita bertahap dulu," tandasnya. [YP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.