Dark/Light Mode

Dua Kecamatan Di Gorontalo Terendam Banjir Hingga 1 Meter

Sabtu, 17 Juli 2021 13:21 WIB
Petugas BNPB mengevakuasi warga akibat banjir bandang di kecamatan Pahuwato Gorontalo. (BPBD Kabupaten Pohuwato)
Petugas BNPB mengevakuasi warga akibat banjir bandang di kecamatan Pahuwato Gorontalo. (BPBD Kabupaten Pohuwato)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hujan yang mengguyur selama dua hari di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo menyebabkan dua kecamatan terendam banjir pada Kamis (15/7), pukul 22.47 WIB. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan, dua kecamatan terdampak banjir tersebut adalah Kecamatan Dengilo, yakni Desa Pepaya, Padengo, Karangetan, dan Hutamoputih.

Kemudian Kecamatan Paguat yang termasuk wilayah administrasi Kabupaten Pohuwato juga terdampak banjir, yakni Desa Bumbulan, Sipayo, Molamahu, Kelurahan Pentadu, dan Siduan dengan Tinggi Muka Air (TMA) bervariasi mulai dari 30 cm hingga satu meter.

Menurut laporan yang diterima Pusdalops Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), terdapat sebanyak 2.355 jiwa terdampak atau sebanyak 644 Kepala Keluarga (KK), dengan 37 KK, di antaranya telah mengungsi ke tempat pengungsian, sementara sebagian warga lain memilih bertahan di rumah masing-masing.

Baca juga : Jalani TC Jelang Olimpiade Tokyo, Jonatan Terkesan Sambutan Hangat Warga Setempat

“Kerugian materil akibat banjir ini sebanyak 644 unit rumah warga terdampak, irigasi induk di Desa Padengo jebol, tanggul Desa Bumbulan dan Sipayo jebol, dua jembatan rusak berat, area perkebunan terendam, dua fasilitas pendidikan dan lima fasilitas ibadah terdampak,” kata Muhari dikutip, Sabtu (17/7). 

Sata ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pohuwato sejak banjir terjadi terus melakukan pendataan dan proses evakuasi korban di lokasi terdampak bencana. 

Selain itu, petugas juga telah membuka dapur umum yang berlokasi di halaman kantor Desa Pepaya. Bantuan berupa tikar, selimut, nasi bungkus sebanyak 1.213 bungkus, family kit serta paket kebersihan telah didistribusikan. Penyedotan air dengan menggunakan pompa air juga terus dilakukan di berberapa titik banjir. 

BPBD Kabupaten Pohuwato bersama Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman serta pemerintah Kecamatan dan Desa melakukan pendampingan saat Bupati dan Wakil Bupati Pohuwato melakukan pemantauan di lokasi terdampak banjir. 

Baca juga : 2030, Pertamina Targetkan Portofolio Energi Hijau 17 Persen

Menyikapi bencana tersebut, Pemerintah Kabupaten Pohuwato sedang memproses status Tanggap Darurat (TD) selama 14 hari yakni 15 Juli hingga 28 Juli 2021 mendatang. 

Laporan terkini di lokasi kejadian, cuaca hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih terjadi, namun TMA telah berkurang menjadi 20 hingga 30 sentimeter. 

Warga juga secara mandiri membersihkan rumahnya masing-masing dari sisa banjir dan lumpur. Sementara pengungsi masih bertahan di kantor Koramil dan Masjid Pendatu. 

Menurut kajian analisis InaRISK, wilayah Kabupaten Pohuwato memiliki risiko bencana banjir sedang hingga tinggi dengan luas risiko 17.383 hektar atau sekitar 13 kecamatan terpapar. 

Baca juga : Jokowi Tidak Mau Ditinggal Sendirian

BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD setempat guna upaya penanggulangan bencana pasca banjir. Warga juga diimbau untuk waspada terhadap ancaman banjir susulan maupun potensi adanya penyakit pasca banjir. [MFA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.