Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin akhirnya menjawab kritikan yang disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (BEM Unnes) yang menjulukinya The King of Silent, 7 Juli lalu. Kiai Ma'ruf memastikan, dirinya ikut kerja membantu Presiden Jokowi dalam menangani Covid-19.
Jawaban Kiai Ma'ruf itu disampaikan dalam program blak-blakan bersama Detik.com, kemarin. Di program tersebut, mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menjawab gamblang soal julukan The King of Silent yang disematkan BEM Unnes kepadanya.
Baca juga : PPP: Stop Kegiatan Partai
"Saya tidak risau karena silent itu kan bukan berarti tidak bekerja. Silent itu bisa merupakan gaya kerja seseorang. Kan ada yang dalam bekerja selalu ingin mendapat publisitas ada yang tidak," ucapnya.
Mantan Rais Aam PBNU ini lantas merujuk hasil survei Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas pada April 2021, yang menyebutkan tingkat kepuasan publik kepada pemerintah. Hasil survei itu memperlihatkan kepuasan publik ke Jokowi di angka 82,3 persen dan dirinya 74 persen.
Baca juga : Dukung PPKM Darurat, Garuda Sesuaikan Layanan Operasional
Lalu, Kiai Ma’ruf juga memamerkan kinerjanya yang terekam dalam pemberitaan media arus utama dan media sosial. Antara lain, meninjau pelaksanaan vaksinasi dan Bendungan Way Sekampung di Lampung pada 23 Maret. Sepekan kemudian, ke Kalimantan Tengah untuk meresmikan Bandara Haji Muhammad Sidik, pada 30 Maret 2021. Kemudian, pada 8 Juni, dia meresmikan 1.000 unit Balai Pelatihan Kerja se-Indonesia sekaligus menghadiri Rapat Koordinasi Rembuk Nasional Vokasi di Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Masih di pesantren itu, dirinya lalu meresmikan Bank Wakaf Mikro.
"Jadi, ya mungkin mereka kurang teliti saja (membaca berita). Karena semuanya diberitakan," sindir Ma'ruf.
Baca juga : Alina Sommer, Pamer Kemesraan
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyoroti jawaban Kiai Ma'ruf. Menurut dia, semua pejabat juga kerja. Namun, yang dibutuhkan bukan itu, melainkan hasil dari pekerjaan. "Apa yang dikerjakan dan apa hasilnya, rakyat tak tahu," sindir Ujang, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya