Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Hariadi Wibisono

Testing Turun, Penurunan Kasus Covid Bisa Jadi Semu

Kamis, 22 Juli 2021 13:46 WIB
Polisi melakukan penyekatan di Kalimalang, Jakarta Timur. (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)
Polisi melakukan penyekatan di Kalimalang, Jakarta Timur. (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) DR. dr. Hariadi Wibisono mengingatkan, penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air bisa jadi merupakan penurunan semu. Sebab, jumlah testing juga menurun.

"Kalau yang diperiksa berkurang, ya pasti angka yang positif juga akan berkurang. Ada penurunan, tapi bukan yang riil, mungkin juga ini penurunan yang sifatnya semu," ujar Hariadi saat dikontak rm.id, Kamis (22/7).

Diingatkannya, dalam beberapa bulan terakhir, setiap Sabtu dan Minggu memang selalu terjadi penurunan kasus. Tapi, itu terjadi karena jumlah testing berkurang.

Baca juga : Ayo Genjot 500 Ribu Testing Sehari, Jangan Sampai Ada Ledakan Besar Di Akhir Juli

"Itu bukan berarti penurunan kasus, tapi karena aktivitas laboratoriumnya yang berkurang. Aktivitas laboratorium berkurang, yang diperiksa berkurang, kemungkinan menemukan (kasus) juga berkurang. Nah biasanya Senin naik lagi," bebernya.

Berapa idealnya testing dilakukan per hari? Hariadi tak mematok angka. Yang pasti, menurutnya, semua tersangka kasus harus diperiksa. "Saya tidak tahu berapa banyak yang semua itu," imbuhnya.

Karena testing belum maksimal, maka belum bisa dibuktikan adanya penurunan kasus. Grafik kasus per hari pun masih bergerigi, alias turun naik.

Baca juga : Sambut Kedatangan Tim Indonesia Dari All England 2021, Menpora Dan Sekjen PBSI Beri Semangat

"Kalau penurunan konsisten, meski sedikit tapi stabil, itu baru kira percaya. Kalau masih bergerigi, ya kita harus bersabar lagi," tutur Hariadi.

Karena itu, Hariadi sepakat dengan keputusan pemerintah yang memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang kini berganti nama menjadi PPKM Level 4 sebagai upaya untuk menekan kasus penyebaran virus Corona.

"Catatan saya, PPKM itu sebagai kebijakan baik, tapi pelaksanaannya mesti diamati betul. Karena antara kebijakan dengan pelaksanaan sering ada gap," wanti-wantinya.

Baca juga : Kapan Swab Test Antigen Masuk Data Covid? Jangan Kelamaan

Di tataran pelaksanaan, selain penerapannya, perlu juga dilihat partisipasi atau kepatuhan masyarakat dalam menjalankan kebijakan tersebut. Kalau masyarakat patuh, penerapan kebijakan itu bisa dikatakan baik.

"Tapi kalau di banyak tempat masih terjadi penolakan, perlawanan, kita tidak bisa berharap banyak. Akibatnya kita sudah tau kan, kalau PPKM itu tidak diterapkan dengan benar di lapangan dan tidak dipatuhi, pasti kasusnya akan naik lagi," tegas Hariadi. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.