Dark/Light Mode

WHO: Epidemiologi Lokal Harus Jadi Acuan Perangi Covid-19

Sabtu, 16 Mei 2020 15:46 WIB
Direktur Regional WHO Asia Tenggara Dr. Poonam Khetrapal Singh. (Foto: Antara)
Direktur Regional WHO Asia Tenggara Dr. Poonam Khetrapal Singh. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penilaian yang cermat terhadap epidemiologi lokal harus memandu tindakan masa depan untuk memerangi Covid-19, di tengah peningkatan kasus dan upaya negara-negara Asia Tenggara melonggarkan penguncian secara bertahap.

Direktur Regional WHO Asia Tenggara Dr. Poonam Khetrapal Singh mengungkapkan negara-negara di kawasan harus terus mengambil tindakan yang berdasarkan bukti dan melakukan penilaian risiko dengan hati-hati, sambil berupaya memulihkan kesehatan masyarakat.

“Fokusnya harus pada epidemiologi lokal Covid-19, untuk mengidentifikasi hot-spot dan klaster, serta kapasitas sistem dan responden untuk menemukan, mengisolasi, merawat dan mengkarantina kasus,” kata Dr. Singh dalam keterangan pers WHO Asia Tenggara, seperti dilansir Antara, Sabtu (16/5).

Baca juga : Mitsubishi Kirim 9 Ribu Masker N95 Ke PMI Buat Perangi Covid-19

Dr. Singh menambahkan yang mengadakan pertemuan pengarahan teknis virtual dengan para pejabat kesehatan senior dari 11 negara anggota untuk sesi Majelis Kesehatan Dunia ke-73 mendatang, mengatakan bahwa meskipun Asia Tenggara menjadi yang pertama mendapatkan kasus Covid-19 pada 13 Januari di Thailand.

Langkah-langkah awal dan agresif oleh negara-negara anggota, termasuk langkah-langkah pembatasan fisik yang belum pernah terjadi sebelumnya, telah membantu mereka menjaga jumlah kasus tetap rendah dibandingkan dengan kawasan lain.

“Dengan negara-negara sekarang bersiap untuk transisi menuju ‘normal baru’ di mana kehidupan sosial dan ekonomi dapat berfungsi, melanjutkan pendekatan seluruh pemerintah dan seluruh masyarakat akan menjadi langkah penting,” kata Dr. Singh.

Baca juga : Menpora Minta Pemuda Muhamadiyah Jadi Teladan Hadapi Covid-19

Hingga 15 Mei 2020, Asia Tenggara mencatat sekitar 122.000 kasus dan 4.000 kematian akibat Covid-19. Negara-negara di kawasan memiliki skenario penularan yang beragam, dengan kasus yang semakin meningkat.

Dalam setiap skenario penularan, langkah-langkah inti kesehatan masyarakat tetap diberlakukan melalui deteksi cepat, pengujian, isolasi, perawatan dan pelacakan kontak, yang menurut Dr. Singh perlu ditingkatkan. Sebagai kawasan yang rawan bencana alam, Asia Tenggara telah memprioritaskan penguatan kapasitas tanggap darurat sebagai program unggulan sejak 2014.

Pada September 2019, negara-negara anggota mengadopsi Deklarasi Delhi tentang Kesiapsiagaan Darurat di Kawasan Asia Tenggara. Deklarasi itu menegaskan kembali komitmen mereka yang berkelanjutan untuk pengurangan risiko bencana melalui pendekatan multirisiko terhadap kesiapsiagaan darurat. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.