Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Dukung Dekarbonisasi Sektor Energi
PLN Gencar Kembangkan Pembangkit Panas Bumi
Jumat, 30 Juli 2021 07:58 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sedang menyiapkan sejumlah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Langkah ini guna mendukung program dekarbonisasi di sektor energi untuk mencapai target hingga 23 persen pada 2025.
Executive Vice President (EVP) Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi menjelaskan, pihaknya terus mendukung transisi energi di Indonesia dengan mengembangkan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT). Salah satunya panas bumi.
Hal ini sesuai komitmen perusahaan dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di sektor ketenagalistrikan.
“Panas bumi merupakan salah satu energi bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai listrik. Emisi yang dihasilkan dari panas bumi jauh di bawah batu bara dan gas alam,” jelas Agung di Jakarta, kemarin.
Perseroan meyakini, potensi panas bumi yang ada di wilayah Indonesia sangat berlimpah karena dilewati jalur cincin api. Di mana Indonesia memiliki sumber daya panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Dan posisi Indonesia di atas Jepang, Kenya, dan Islandia.
Berita Terkait : OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil Di Masa Pandemi
Berdasarkan data Badan Geologi (2017), sumber daya panas bumi yang dimiliki Indonesia sebesar 28,5 Giga Watt (GW). Namun hingga 2019, pemanfaatannya baru mencapai 2.133 MW atau 7,5 persen dari total sumber daya yang ada.
“Sehingga, perseroan berkepentingan untuk meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi melalui pembangunan PLTP,” kata Agung.
Ia lalu menjelaskan, dalam pengembangan panas bumi ini, PLN sedang menyiapkan proyek PLTP sampai 360 Mega Watt (MW). Serta sinergi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sebesar 230 MW. Tidak hanya itu, pengembangan juga dilakukan dengan meningkatkan kapasitas PLTP yang telah beroperasi.
Berdasarkan wilayah kerja panas bumi, PLN bersinergi dengan Geodipa Energy serta Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Sementara itu, portofolio PLTP PLN yang telah beroperasi berkapasitas total 572 MW. Dan menghasilkan listrik sebesar 4.128 GWh (Giga Watt hour).
Berita Terkait : Kurangi Karbon, Chandra Asri Gaet TotalEnergies Pasang Panel Surya
“Untuk proyek pengembangan yang tengah berlangsung berkapasitas 590 MW dan bisa menghasikan listrik sebesar 4.651 GWh,” terangnya.
Ia memastikan, dalam waktu dekat, terdapat proyek PLTP yang bakal beroperasi. Yakni PLTP Dieng Binary hasil kerja sama antara PLN Gas & Geothermal dan GDE (Geo Dipa Energy), diperkirakan beroperasi komersial pada 2023 dan bisa dimaksimalkan hingga 10 MW.
Selain itu, PLTP Binary Lahendong berkapasitas 5 MW akan beroperasi pada 2023 dengan potensi hingga 30 MW. Serta PLTP Ulubelu Binary berkapasitas 10 MW yang bakal beroperasi komersial pada 2024. Dengan potensial yang dapat dimaksimalkan hingga 100 MW. Kedua PLTP tersebut merupakan hasil kerja sama PLN Gas & Geothermal dan PGE ini
Sedangkan PLTP milik PLN yang sudah beroperasi antara lain PLTP Ulubelu unit 1 dan 2 sebesar 110 MW, PLTP Mataloko 2,5 MW, PLTP Lahendong 80 MW, dan PLTP Ulumbu 10 MW.
Ia membeberkan beberapa keunggulan dari pengembangan pembangkit yang bersumber dari sumber daya panas bumi. Antara lain renewable atau berasal dari sumber daya alam dan bisa diisi ulang.
Berita Terkait : Stop Kuras Energi, Fokus Kendalikan Pandemi Dan Pulihkan Ekonomi
Lalu, bersifat sustainable. Artinya dapat menghasilkan energi berkelanjutan. Sehingga tersedia untuk jangka waktu yang panjang. Bahkan, energi ini juga reliable, yakni tidak tergantung pada kondisi cuaca. Serta direct use, yakni dapat dipakai langsung ke pengguna akhir.
“Banyak keunggulan lainnya seperti menciptakan lapangan kerja, tidak ada polusi, ramah lingkungan, juga tidak memerlukan lahan atau ruang luas. Hanya butuh 0,75 hektar (ha) per mega watt,” tukasnya. [IMA]
Tags :
Berita Lainnya