Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban angkat bicara soal penyuntikan vaksin kosong di wilayah Pluit, Jakarta Utara.
Menurutnya, itu adalah peristiwa yang sangat serius.
"Harus diselidiki dengan jelas, mengapa relawan itu melakukan suntikan palsu. Apakah karena kelelahan atau ada motif lain seperti penimbunan vaksin, atau memang sistem kontrol yang tidak jalan?" kata Prof. Beri - begitu ia akrab disapa - via laman Instagramnya, Rabu (11/8).
Baca juga : Startup Perikanan Ini Dapet Suntikan Dana Segar Rp 500 M
Ia mengaku penasaran dengan penuturan nakes tersebut, yang mengaku kelelahan, karena telah menyuntik 599 orang dalam sehari.
"Jika satu penyuntikan memakan waktu 5 menit, maka butuh 2.995 menit atau 50 jam untuk melakukannya. Pasti nakesnya kelelahan melakukan 500 suntikan hanya dalam sehari," papar Prof. Beri.
"Kita seharusnya juga mencari, berapa banyak orang yang mendapat suntikan vaksin kosong. Sehingga, kita bisa tahu, berapa jumlah yang belum terproteksi," imbuhnya.
Baca juga : Bantu Tangani Covid, Telkom Donasikan Rp 1 Miliar
Dampak Vaksin Kosong
Prof. Beri menjelaskan, pada prinsipnya, injeksi intramuskular (otot) harus dilakukan oleh tenaga profesional. Mengingat ada risiko yang menyertai.
"Kalau gelembung udara suntikan kosong itu masuk ke otot, kemungkinan bisa menimbulkan sedikit nyeri," paparnya.
Baca juga : Atasi Tagihan Listrik Membengkak, Ini Tipsnya
Baiknya, kata Prof. Beri, mereka yang mendapat suntikan palsu diperiksa kembali 1-4 hari kemudian. Meski suntikan ke otot itu memberikan dampak yang tidak terlalu buruk.
Tips Cegah Suntikan Palsu
Berikut 4 tips mencegah suntikan palsu, menurut Prif. Beri:
- Vaksin harus dikeluarkan dari botol, di depan penerima vaksin.
- Nakes harus menunjukkan dosis, sebelum menyuntik.
- Jika memungkinkan, penerima vaksin harus benar-benar melihat apakah nakes betul-betul memasukkan vaksin.
- Mintalah nakes memperlihatkan jarum suntik kosong setelah penyuntikan. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya