Dark/Light Mode

Kecelakaan Alutsista, CBA: Jangan Lagi Ada Kelalaian Manajemen Dan Perawatan

Selasa, 31 Agustus 2021 11:39 WIB
Helikopter Mi-17. (Foto: Ist)
Helikopter Mi-17. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Koordinator Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman mengaku prihatin atas masih adanya kecelakaan Alat Utama Sistem Senjata atau alutsista.

Soalnya, selain membuat alutsista Indonesia berkurang, kecelakaan tersebut menimbulkan korban dari sisi prajurit.

Contohnya, kecelakaan Helikopter M1-17 yang terjadi di Kendal, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Jatuhnya Helikopter ini mengakibatkan empat orang tewas dan lima lainnya luka-luka.

"Helikopter M1-17 yang jatuh di Kendal tergolong helikopter baru, dan hasil investigasi salah satu faktor kecelakaan adalah aspek manajemen yang buruk serta komponen alat yang tidak layak," ujar Jajang Nurjaman, di Jakarta, Selasa (31/8).

Baca juga : Jelang Liga 1, PSSI Dan LIB Pastikan Pertandingan Berjalan Aman Dan Patuhi Prokes

Dingatkan Jajang, dalam rentang waktu 2015-2021 sudah ada 16 kecelakaan alutsista TNI dengan total ratusan korban. Rentetan kecelakaan alutista menjadi tamparan telak bagi pengelolaan sistem alutista. "Belasan alutsista dan ratusan tentara akhirnya jadi tumbal," sesalnya.

Agar kecelakaan alutsista tidak berulang, Jajang meminta pemerintah melakukan evaluasi serius. Jangan hanya isu modernisasi alutsista yang digembar-gemborkan sehingga menjadi alasan menambah anggaran.

Manajemen, kontrol, pengawasan, serta profesionalisme serta integritas di tubuh TNI AD, merujuk pada kejadian kecelakaan Helikopter Mi-17, juga perlu diperbaiki. "Hasil dari investigasi dan temuan kecelakaan masuk ke pengadilan militer," tegasnya.

Humas KNKT Indrianto mengatakan, hasil investigasi jatuhnya Heli MI-17 diberikan ke pihak TNI AD. Dia mengakui hingga saat ini pihak KNKT tidak melakukan publikasi atas kecelakaan heli tersebut.

Baca juga : Nelayan Apresiasi Perhatian Manajemen PLTU Jawa 9&10

Indriyanto pun mempersilahkan untuk mengoreksi keterangan lebih lanjut ke bagian investigasi KNKT "Hasil investigasi jatuhnya Heli diberikan ke pihak TNI AD, pihak KNKT tidak melakukan publikasi, keterangan lebih lanjut hubungi Pak Anggo (Plt Kasubbag Datin dan Humas KNKT)," ujarnya, Sabtu (28/8).

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kasubbag Datin dan Humas KNKT, Anggo Anurogo mengatakan, dalam kecelakaan heli tersebut, KNKT hanya dimintai bantuan. Lembaga itu hanya sebagai tim ahli. Sementara untuk laporan dan hasil investigasi menjadi ranah dari TNI AD.

Berdasarkan paparan dari Kepala Tim Investigasi Brigjen TNI Sudarji dalam tayangan Youtube TNI AD yang dipublikasikan pada 26 Oktober 2020 yang lalu diketahui, aspek utama dari penyebab kecelakaan adalah adanya komponen material helikopter yang tidak sesuai dengan standar.

Pada sisi lain aspek manajemen dari mulai peliharaan, pendidikan penerbang sampai dengan latihan terbang ini dilaksanakan tidak dengan manajemen yang baik, sehingga berpengaruh pada performa helikopter.

Baca juga : Menaker Paparin Alur Pemulangan PMI Dari Taiwan

Helikopter MI-17 milik TNI AD jatuh di kawasan industri Kendal, Jawa Tengah, Sabtu 6 Juni 2020. Helikopter yang ditumpangi sembilan prajurit TNI tersebut sedang melakukan.

Saat kejadian, empat prajurit meninggal dalam kejadian nahas tersebut. Keempat prajurit yang meninggal dalam peristiwa tersebut masing-masing Lettu Wisnu Tia Aruni, Kapten I Kadek Suardiasa, Kapten Fredy Vebryanto Nugroho, dan Kapten Yulius Hendro.

Korban meninggal kemudian bertambah 1 orang. Lettu Cpn Vira Yudha meninggal dunia pada Sabtu malam 13 Juni 2020 setelah menjalani perawatan intensif di RS Dr Kariadi Semarang.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.