Dark/Light Mode

Yang Penting Ekonomi Mulai Bergerak, Vaksinasi Jalan Terus, Tetap Jalani Prokes

Sabtu, 9 Oktober 2021 08:00 WIB
Ilustrasi. Sejumlah pekerja menggunakan masker. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi. Sejumlah pekerja menggunakan masker. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemictalks mengunggah meme yang menyebutkan hasil riset he Institute for Health Metrics and Evaluation, Washington University, Amerika Serikat, bahwa 29 persen warga Indonesia sudah terinfeksi Covid-19. Angka tersebut setara dengan 78,3 juta orang.

The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) merupakan pusat penelitian kesehatan global independen di Universitas Washington, Amerika Serikat. Penelitian itu meng­gunakan data perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia hingga 27 September 2021.

“Kami perkirakan 29 persen penduduk Indonesia sudah terinfeksi per 27 September,” tulis IHME dalam laporan per 1 Oktober 2021.

Baca juga : Bali Dibuka Untuk Turis Asing, Sandi Minta Tetap Jaga Prokes

Pandemictalks kemudian merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2020. Tercatat, penduduk Indonesia sebanyak 270.203.911 jiwa. Kata dia, mengikuti temuan IHME, maka kurang lebih 78,3 juta penduduk Indonesia telah terinfeksi Covid-19.

“Prediksi tersebut jauh di atas data Satgas Covid-19 yang mencatat total kasus positif di Indonesia sebanyak 4.221.610 orang per Selasa (5/10),” sambung dia.

Pandemictalks menambahkan, dalam penilaian IHME, kasus konfirmasi Covid-19, rawat inap dan kematian memang terus turun. Namun, situasi Covid-19 di Indonesia tetap rapuh lantaran cakupan vaksinasi yang me­nyasar kelompok rentan seperti warga lanjut usia (lansia) masih rendah.

Baca juga : Hati-hati, 1 Dari 3 Orang Terinfeksi Covid Tidak Bergejala, Tetap Disiplin Prokes Ya

Netizen menanggapi hasil riset dari Universitas Washington yang mengungkap 78,3 juta terpapar Covid-19.

“Percaya sih, rasanya bulan Juli kemarin banyak banget yang bergejala Covid-19, na­mun testing rendah, sehingga banyak warga yang nggak terdeteksi,” ujar @masagooong.

“Masuk akal, karena untuk deteksi Covid se­harusnya pakai PCR, sedangkan di Indonesia pakai antigen yang sering false negative,” sambung @Zurry_mom_vintz.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.