Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

86% Dari 1.298

Koruptor Didominasi Sarjana

Minggu, 24 Oktober 2021 08:25 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD dalam acara silaturahmi dengan senat akademik dan dewan profesor Universitas Diponegoro Semarang, Kamis (21/10/2021). (Foto: YouTube Undip TV Official)
Menko Polhukam Mahfud MD dalam acara silaturahmi dengan senat akademik dan dewan profesor Universitas Diponegoro Semarang, Kamis (21/10/2021). (Foto: YouTube Undip TV Official)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaku tindak pidana korupsi selama ini ternyata didominasi kalangan sarjana. Catatan KPK, 86 persen dari 1.298 total koruptor yang sudah ditangkap, semuanya adalah lulusan perguran tinggi. Namun, jumlahnya masih 0,00001 persen dari 17 juta lulusan perguruan tinggi.

Pernyataan ini pertama kali disampaikan Menko Polhukam, Mahfud MD dalam acara silaturahmi dengan senat akademik dan dewan profesor Universitas Diponegoro Semarang yang disiarkan lewat YouTube Channel Undip TV Official, Kamis (21/10). Belakangan, pernyataan Mahfud itu, menuai polemik dan terkesan mendeskreditkan lulusan perguruan tinggi.

Namun, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron membenarkan pernyataan Mahfud itu. Kata dia, 86 persen koruptor yang ditangkap lembaga antirasuah itu, berasal dari alumni perguruan tinggi atau peraih gelar sarjana. Bahkan tidak sedikit yang di atas S-1.

Baca juga : Erick Dorong Santri Jadi Motor Ekonomi Syariah

“Ada data yang menunjukkan 86 persen koruptor yang ditangkap KPK adalah lulusan perguruan tinggi. Tentu itu ironis sekali,” ungkap Ghufron, dalam kuliah umum bertema Membangun Integritas Bangsa di Pendidikan sebagai Bagian dari Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa di Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Jumat (22/10).

Kata dia, fakta ini menunjukkan pentingnya menjaga integritas dan akhlak dunia pendidikan. Terlebih, kampus dicap sebagai lembaga yang mencetak para intelektual. Jika dunia pendidikan gagal mencetak lulusan yang berintegritas, potensi tindak pidana korupsi akan terus muncul.

Untuk membentuk jiwa integritas tersebut, dapat dicapai dengan tiga langkah. Seperti memperbaiki tata nilai, tata kelola, dan tata kesejahteraan. “Pada sisi tata nilai, dunia pendidikan sangat berperan. Nilai-nilai kejujuran harus diajarkan sedari dini kepada anak didik,” imbuh Ghufron.

Baca juga : Telkom Dorong Kreator Gim Lokal Hasilkan Karya Mendunia

Ia juga berpesan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang saat ini menggalakkan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) jangan hanya menekankan link and match dengan industri semata. Terpenting juga harus pada usaha bagaimana agar lulusan perguruan tinggi menjadi kader antikorupsi.

“Karena itu, KPK bekerja sama dengan dunia perguruan tinggi, seperti dengan Unej. Kami juga membangun sistem tata kelola yang baik dan bersinergi dengan lembaga lain guna merumuskan tata kesejahteraan yang adil berlandaskan profesionalisme,” terangnya.

Sebelumnya, Mahfud mengungkapkan, koruptor di Indonesia mencapai 1.298 orang. Jumlah tersebut sekitar 0,00001 persen dari total lulusan perguruan tinggi yang mencapai 17 juta orang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.