Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Prof. Tjandra: Presidensi G20 RI Perlu Diisi Dengan Kegiatan Konkret One Health

Jumat, 5 November 2021 14:57 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi baru saja tiba di Tanah Air setelah melakukan lawatan di 3 negara: Italia, Skotlandia, dan Uni Emirat Arab.

Di Roma Italia, Jokowi menyampaikan pentingnya tata ulang arsitektur kesehatan global, dalam KTT G20. 

Di Glasgow Skotlandia, Jokowi menghadiri KTT Perubahan Iklim COP26 di Glasgow. 

Sementara di Uni Emirat Arab, Jokowi menghadiri sejumlah pertemuan bisnis yang menghasilkan komitmen investasi.

Dua pertemuan awal yang dihadiri Jokowi, memiliki konteks yang kuat tentang lingkungan hidup. 

Baca juga : Pasca Deklarasi, Forgan For Presiden 2024 Siap Konsolidasi Dengan WNI Di Belanda

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada satu hubungan erat dan langsung antara kesehatan dan lingkungan. Yakni konsep One Health.

Ini adalah suatu pendekatan yang menyadari, bahwa kesehatan manusia sangat berhubungan langsung dengan kesehatan hewan dan lingkungan yang kita tinggali.

Misalnya saja, perusakan hutan yang tidak terkendali, dampak asap kebakaran hutan pada paru dan pernapasan, dan sebagainya.

Kerusakan lingkungan juga akan memaksa binatang jadi lebih mendekat ke lingkungan urban, dengan berbagai akibatnya.

"Contoh lain, beberapa produsen pabrik dan mungkin juga fasilitas kesehatan yang tidak bertanggung jawab mungkin saja membuang limbah antibiotika dan antimikroba lain ke sungai. Sementara di ujung lain sungai itu, ada penduduk yang minum airnya. Artinya, secara tidak langsung, penduduk itu meminum antibiotika dan antimikroba lain dalam dosis yang tidak jelas," papar Prof. Tjandra dalam keterangannya, Jumat (5/11).

Baca juga : Airlangga: Presidensi G20 Indonesia Tahun Depan Didukung Banyak Negara

"Kondisi ini dapat menyebabkan AMR. Sehingga bakteri, virus, jamur atau parasit tidak dapat dibunuh oleh antimikroba, karena sudah kebal," sambungnya.

Prof. Tjandra menuturkan, konsep One Health bukanlah hal baru. Hanya belum cukup banyak dapat tindakan nyata.

"Topik One Health sudah beberapa kali dibahas dalam pertemuan G20 sebelum ini, dan perlu jadi agenda penting Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022," ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini.

Dalam pertemuan Menteri Kesehatan Negara G20 di Roma pada tanggal 5-6 September 2021 (masih Presidensi Italia) disepakati, perlunya upaya segera untuk mengatasi masalah kesehatan dunia melalui pendekatan One Health  yang memerlukan kolaborasi multisektor. Baik dari aspek kesehatan manusia, hewan dan lingkungan.

Sudah dibahas juga di G20, bahwa One Health berhubungan juga dengan ketersediaan dan keamanan pangan yang berkelanjutan, perubahan iklim (climate change), dan biodiversitas. Semuanya berhubungan dengan pendekatan One Health.  

Baca juga : Prof. Tjandra: Lansia Bukan Semata Aspek Kesehatan, Perlu Dikendalikan Multisektor

Dari kacamata Organisasi internasional maka ini akan melibatkan World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), World Organization for Animal Health, yang singkatannya adalah OIE atau Office International des Epizooties. Serta United Nations Environment Programme (UNEP).

Keempat organisasi ini sudah membentuk One Health High Level Expert Panel (OHHLEP).

"Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 ini perlu diisi dengan kegiatan-kegiatan konkret One Health. Baik dalam bentuk kajian, pernyataan bersama pimpinan negara G20 dan juga dalam bentuk implementasi nyata di dunia. Ini yang penting," papar Prof. Tjandra. 

Selain itu, Indonesia juga perlu memanfaatkan Presidensi G20, untuk meningkatkan program One Health sebagai salah satu modalitas penting mencapai dunia yang lebih sehat.

"Ini amat sejalan dengan mengkaitkan sambutan Presiden Jokowi pada pertemuan G20 di Italia tentang perlunya Tata Ulang Ketahanan Kesehatan Global. Juga sambutan Presiden di COP26 di Glasgow, yang menyampaikan perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global," pungkasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.