Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Prof. Tjandra: Lansia Bukan Semata Aspek Kesehatan, Perlu Dikendalikan Multisektor

Selasa, 26 Oktober 2021 22:21 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. Pribadi)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan 3 hal penting terkait lansia.

"Pertama, sebanyak 5,9 persen penduduk Indonesia berusia 65 tahun ke atas, mencapai angka 16 juta orang. Termasuk saya," kata Prof. Tjandra, dalam kuliah umum tentang Lansia Sehat Indonesia, yang diselenggarakan Program Studi Biomedis Sekolah Pasca Sarjana Universitas YARSI.

Kedua, data WHO menunjukkan, jumlah penduduk dunia yang berumur 60 tahun ke atas pada tahun 2020 mencapai angka 1 miliar.

Angka tersebut akan menjadi 1,4 miliar pada tahun 2030, dan jumlahnya akan berganda menjadi 2,1 miliar pada 2050.

Baca juga : Syukri Wahid: Selamatkan Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Di Balikpapan

Ketiga, Sidang Umum PBB sudah mendeklarasikan bahwa tahun 2021 sampai 2030 adalah Decade of Healthy Aging.

"Hal ini menarik karena Dekade Lansia Sehat ini dideklarasikan oleh PBB, dan bukan hanya oleh WHO. Ini menunjukkan bahwa lansia ini memang bukan aspek kesehatan semata-mata, tetapi multifaktor. Serta perlu dikendalikan oleh multisektor dan multidisiplin ilmu," jelas Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), yang kini berusia 66 tahun. 

Prof Andrea Maier, Co-Director, Center for Health Longevity, National University of Singapore, yang tampil sebagai pembicara tamu menyampaikan, elderly atau lansia bukanlah problem. Menurutnya, lansia lebih ke opportunity.

Prof. Maier pun memperkenalkan istilah geoscience 2.0.

Baca juga : Senayan Serukan Pemerintah Atur Teknis dan Pembiayaan Buat asien

"Kita tahu gerontologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek penuaan. Disebut 2.0, karena ilmu ini tidak hanya tentang temuan riset. Tetapi juga penerapannya dalam klinik sehari-hari, serta dampak pentingnya pada kesehatan masyarakat," tutur Prof. Tjandra.

Geoscience 2.0 meliputi 4 aspek penting, yang meliputi disease cluster, clinical biomarker, biological biomarker, dan geroscience intervention.

"Ada beberapa petunjuk praktis seperti untuk terus beraktivitas. Setiap langkah yang dilakukan tentu bermanfaat, walaupun mungkin tidak sampai 10 ribu langkah yang banyak dianjurkan. Contoh lain, mengangkat satu kaki waktu sikat gigi," terang Prof. Tjandra.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Bina Ketahanan Lansia dan Rentan BKKBN Bapak Erisman menyampaikan tentang kebijakan pemerintah untuk lansia Indonesia. Termasuk dengan menyiapkan aplikasi Go Lantang (Lanjut Usia Tangguh).

Baca juga : Luhut Ajak Anak Muda Aksi Nyata Dalam Pengendalian Iklim

Sementara Prof. Jurnalis Udin menyampaikan analisa rinci tentang situasi lansia di berbagai kota di Indonesia, dari berbagai aspeknya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.