Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Saat Lawatan Ke New York
Luhut Ajak Pfizer Cs Investasi Di Indonesia
Rabu, 10 November 2021 06:40 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengajak perusahaan industri farmasi internasional berinvestasi di Indonesia.
Luhut mengaku telah berkomunikasi intensif dengan pemain besar di industri farmasi, seperti Merck, Pfizer hingga Johnson & Johnson. Dia telah bertemu langsung dengan perwakilan perusahaan tersebut saat kunjungan kerja ke New York, Amerika Serikat pada 18-21 Oktober lalu.
“Kami sudah proses penjajakan. Kami mau industri itu ada di dalam negeri,” ujar Luhut dalam keterangan resminya, kemarin.
Eks Menko Polhukam ini mengatakan, penjajakan dengan sejumlah perusahaan farmasi internasional dilakukan sesuai arahan Presiden Jokowi, yang memerintahkannya membawa industri farmasi ke dalam negeri.
“Saya Ketua Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mendorong ini. Kami juga buat aturan yang melindungi upaya dan usaha-usaha kita ini,” katanya.
Untuk mewujudkannya, pemerintah memberikan insentif agar industri farmasi besar itu mau menamankan investasinya di Indonesia.
Baca juga : Terbang Ke Turki, Basuki Buka Peluang Investasi Infrastruktur Di Indonesia
“Misalnya, memberikan insentif tax holiday (pembebasan pajak) yang lebih menarik. Menyiapkan kawasan industri untuk sektor industri farmasi, sehingga bisa terbentuk ekosistem produksi yang lebih baik,” jelasnya.
Luhut menegaskan, Indonesia tidak boleh kecolongan lagi untuk membenahi sektor farmasi. Sudah cukup masyarakat Indonesia merasakan kesulitan saat pandemi Covid-19.
Dia mencontohkan, saat pandemi Covid-19 menyerang, Indonesia kewalahan karena banyak negara membatasi ekspor obat, vaksin dan alat kesehatan.
Baca juga : Lawatan Jokowi Ke Uni Emirat Arab, Raih Komitmen Investasi Rp 469,20 T
Situasi menjadi lebih buruk ketika India mengalami gelombang varian Delta, dan China memusatkan vaksinasi di dalam negeri. Indonesia sulit memperoleh suplai vaksin, meski sudah ada perjanjian penjadwalan pengiriman vaksin.
Begitu juga saat kasus PCR (Polymerase Chain Reaction), tidak ada reagen-nya, tidak punya alatnya atau sangat terbatas “Kita tidak ingin keteteran seperti yang kemarin,” tegas Luhut.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya