Dark/Light Mode

Soal Deforestasi Di Indonesia

Inggris Nyebelin

Minggu, 7 November 2021 07:40 WIB
Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris Zac Goldsmith. (Foto: PA)
Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris Zac Goldsmith. (Foto: PA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Beberapa hari terakhir, dunia dihebohkan pemberitaan kesepakatan antarnegara mengenai deforestasi. Kehebohan ini berawal dari pernyataan Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris Zac Goldsmith yang seenaknya mengklaim bahwa Indonesia sepakat mengakhiri deforestasi pada 2030. Gara-gara ini, Indonesia sempat disalahkan. Ih, Inggris nyebelin nih.

Dalam KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia, Selasa (2/11), Indonesia dan 104 negara lainnya sepakat untuk menghambat deforestasi dan mengembalikan hutan yang hilang hingga 2030. Zac Goldsmith memaknai kata “menghambat” dalam kesempatan ini dengan “menghentikan deforestasi pada 2030”.

Baca juga : Indonesia Sukses Pukau Dunia

"Kami telah mengamankan komitmen dari lebih dari 100 negara, yang merepresentasikan lebih dari 85 persen hutan dunia, untuk mengakhiri deforestasi pada 2030," tulis Goldsmith, di akun Twitter pribadinya, @ZacGoldsmith.

Dia lalu membanggakan diri dengan mengungkapkan komitmen Inggris untuk memberikan bantuan senilai 300 juta euro (setara Rp 4 triliun) untuk mendukung perlindungan hutan yang dilakukan beberapa negara, salah satunya Kolombia. Tak hanya itu, pernyataan tersebut juga menyinggung kesepakatan paket keuangan senilai 2 miliar Amerika Serikat (Rp 28 triliun) untuk masyarakat pribumi yang telah lama melindungi hutan.

Baca juga : Toyota Indonesia Ikut Kontribusi Turunkan Emisi CO2

Namun, pernyataan menghentikan deforestasi ini dibantah Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Mahendra Siregar. Menurut Mahendra, dalam deklarasi COP26, tak ada pernyataan mengenai penghentian deforestasi. "Dalam deklarasi yang dihasilkan itu sama sekali tidak ada terminologi end deforestation by 2030," ujar Mahendra.

Pernyataan Goldsmith tentang zero deforestation dan COP26 Forest Agreement dianggap menyesatkan. Pasalnya, COP26 sedang berjalan sehingga tentu saja belum ada kesepakatan apapun yang dihasilkan pada momen tersebut. Mahendra pun mengimbau masyarakat Indonesia untuk mawas diri dan tak terpengaruh pernyataan Goldsmith.

Baca juga : Bantu RI Kebut Transisi Energi Dan Ekonomi Hijau, Inggris Guyur Dana Rp 132,63 Triliun

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, pun menegaskan, pembangunan besar-besaran di era Presiden Jokowi tidak boleh berhenti atas nama emisi karbon ataupun deforestasi. Yang perlu dilakukan adalah, tetap harus ada keseimbangan dalam pembangunan secara besar-besaran.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.