Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ayam Penyet Pikat Negeri Tetangga

Sabtu, 28 September 2019 04:42 WIB
Ngopi - Ayam Penyet Pikat Negeri Tetangga
Catatan :
SARIF HIDAYAT

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai jurnalis Indonesia saya bangga mendengarnya. Makanan asal Jawa Timur itu, disukai warga asing. Zaini bercerita, dia sangat sering makan ayam penyet. Rasanya gurih dan pedas, memanjakan lidah.

Rumah makan penjual ayam geprek langganannya di Bandar Seri Begawan, laris manis. Kalau mau makan harus antre.

Lain Zaini, lain Chong King Lock. Penulis Feature Harian Guan Ming, Malaysia ini mengaku kerap melihat sajian menu ayam penyet, marak dijual di berbagai pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur.

Hanya saja, ia jarang mencicipi lantaran tak begitu suka pedas. “Setahu saya, ayam penyet memang banyak dijual di pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur. Banyak yang suka.

Tapi, saya jarang makan ayam penyet. Soalnya, pedas,” ungkapnya. Jurnalis Malaysia yang lain, Foreign Editor New Straits Times, Azman Abdul Hamid mengaku suka sekali dengan ayam penyet. Dia bahkan mengacungkan jempol, sebagai tanda apresiasi lezatnya kuliner khas Indonesia itu.

Baca juga : Ayam Penyet Pikat Negeri Tetangga

“Banyak peminatnya di sini. Saya pun pernah coba. Enak rasanya,” tutur Azman. Selain penuturan Zaini, King Lock Chong dan Azman, masih banyak testimoni para traveler tentang ayam geprek menjajah negeri tetangga.

Terutama di dunia maya. Hal itu sejalan dengan cerita sukses pebisnis restauran asal Indonesia, Edy Ongkowijaya. Dia kini memiliki 28 gerai restoran “Dapur Penyet” di empat negara, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Indonesia.

Di Tanah Air, pesona ayam penyet dan geprek memikat banyak orang. Rumah makan mengusung menu itu muncul di mana-mana.

Saya tergugah menulis daya tarik geprek setelah saya pulang dari Thailand, pekan lalu. Di Negeri Gajah Putih, saya sempat mampir ke Pattaya. Nonton pertunjukan Ladyboy Show (trans gender)di Alcatar Cabaret.

Saya lihat kiri kanan, mayoritas penontonnya orang Indonesia. Hitungan kasar saya, seisi ruang pertunjukan, seratusan kursi,75 persen penontonnya warga ASEAN. Sisanya dari China, Timur Tengah, dan negara lain.

Baca juga : Jangan Pilih Jaksa Agung Karbitan

Pandangan saya, sejatinya tidak ada yang istimewa dari koreografi para ladyboy. Biasa sajalah. Orang Indonesia juga bisa. Yang mereka jual hanya keunikan ladyboy.

Thailand berhasil menjual itu jadi daya tarik wisatawan. Sederhana sekali. Pemerintah kita sedang menggalakkan industri pariwisata. Pilihan smart. Saya kira, semua orang harus mendukung.

Tanpa kecuali. Banyak negara di belahan dunia, juga sedang giat melakukannya. Kembali ke soal ayam penyet dan geprek. Saya mencium potensi. Jika itu dikapitalisasi bisa menjadi jalan merebut turis negeri tetangga.

Misalnya, bikin event Festival Ayam Geprek. Jika skalanya masih dianggap kekecilan, bisa saja digabung dengan festival fashion milenial kaki lima. Apalagi, menurut catatan para pebisnis travel, ribuan milenial negeri tetangga gemar belanja pakaian ke Jakarta dan Bandung.

Mereka berburu fashion kekinian dengan harga miring. Jika bisa mendongkrak kedatangan turis negeri tetangga, kenapa harus memaksakan diri merebut pasar turis yang jauh.

Baca juga : Sawo Organik Blora Pikat Amerika

Bukankah Presiden Jokowi sudah berkali-kali bicara tentang efisiensi pameran wisata? Kita garap serius dulu pasar negeri tetangga. Jika sukses, pasti berefek pada potensi pasar lainnya. Ayam geprek dan fashion, itu hanya salah satu potensi saja.

Berdasarkan data ASEAN Secretary, kunjungan kedatangan turis mancanegara ke kawasan ASEAN berjumlah 136.206.199 orang. Thailand berada di peringkat pertama dengan jumlah kedatangan wisatawan 38.300.000 orang. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.