Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Terserang Panas di Pondok Pesantren

Selasa, 21 Januari 2020 00:51 WIB
Ngopi - Terserang Panas di Pondok Pesantren
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Setiap musim hujan, biasanya dibarengi dengan munculnya berbagai penyakit. Demam berdarah, batuk, pilek, dan penyakit lainnya. 

Jika daya tahan tubuh tidak kuat, gampang terserang penyakit. Apalagi, bagi anak kecil. Seumuran 10 tahun. Seperti anak pertama saya yang berada di sebuah pesantren di daerah Kabupaten Bogor. Namanya Raisha. Biasa kita panggil Kaka. 

Pekan kemarin (121), kami dapat informasi dari pondok bahwa si Kaka mengalami panas tinggi plus batuk pilek. Saking panasnya, si Kaka mengalami mimisan. 

Pihak pondok langsung membawa si Kaka ke Puskesmas terdekat. Kata dokter, mimisan yang dialami si Kaka karena suhu tubuh yang terlalu panas. Berbagai obat pun diberikan. Setelah mengkonsumsi obat, panas si Kaka mulai mereda. 

Baca juga : Tanpa Kuota, Mati Gaya

Ternyata, di pondok bukan hanya si Kaka yang mengalami panas tinggi, tetapi banyak. Satu kamar ada 5 sampai 7 orang yang mengalami panas. Bahkan, ustaz dan ustazahnya juga mengalami hal yang sama.

Khawatir, pihak pondok menghubungi keluarga santri yang mengalami panas, termasuk saya. Intinya, pondok menyarankan kepada keluarga untuk menjemput anak yang sakit. Untuk dilakukan pengecekan darah. 

"Raisha panas udah beberapa hari. Badannya lemes," info salah satu ustazah.

Mendapat informasi seperti itu, saya panik. Pagi-pagi buta, saya dan istri langsung bergegas menuju Bogor. Menjemput si Kaka. 

Baca juga : Naik Gunung Lagi

Mobil melaju dengan kecepatan kencang. Ingin cepat sampai, polisi tidur tidak dihiraukan. Ketika tiba di pondok, kami menunggu. Setelah beberapa menit, ustazah bersama si Kaka muncul. 

Wajahnya si Kaka terlihat pucat. Badannya lemas. Ketika memasuki mobil, masih diiringi dengan suara batuk yang berat dan flu. "Kita pulang ke rumah ya, Ka," ucap saya, sambil mengusap rambutnya.

Selama perjalanan pulang, saya menanyakan sudah berapa lama panasnya. "Tujuh hari panas," jawab si Kaka ringan. Selama itu pula, si Kaka mengaku nggak mandi. 

Setelah sampai di rumah, si Kaka langsung istirahat total. Selama tujuh hari di rumah, obat pun dikonsumsi secara rutin. Suhu badannya sudah normal. Adem. Batuk dan flu sudah mereda.

Baca juga : Ngomongin Rudal

Karena sudah sembuh, Minggu kemarin (19/1), saya dan istri membawa si Kaka ke pesantren lagi. Mudah-mudahan si Kaka tidak sakit lagi. Sehat terus. Supaya tidak bolak balik ke pesantren.

Irandi Kasmara, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.