Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jarang Dikeruk

Jumat, 6 Maret 2020 03:02 WIB
Ngopi - Jarang Dikeruk
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak awal 2020, wilayah Jabodetabek rutin diguyur hujan. Air yang turun dari langit itu seyogyanya menjadi berkah bagi kehidupan manusia. Tapi, kalau tidak punya manajemen air yang baik, justru bisa menjadi musibah.

Seperti yang terjadi di Pondok Gede Permai, salah satu daerah di Bekasi yang rutin menjadi langganan banjir. Lokasinya persis di pinggir Sungai Bekasi. Wilayahnya yang rendah otomatis menjadi pilihan tepat saat air sungai meluap. Buruknya drainase di wilayah itu ikut memperparah keadaan, karena air menjadi terjebak dan tidak mengalir. Akibatnya, banyak rumah warga yang terendam air.

Informasi itu saya dapat langsung dari teman kuliah saya, Salim, yang tinggal di sana sejak menikah dengan wanita pujaan hatinya. Sebenarnya, Salim itu warga Depok asli. Tapi, sejak mau menikah, dia sudah diberi wejangan mertuanya. "Kalau nanti nikah, tinggalnya di situ (Pondok Gede Permai) supaya kalau banjir, bisa bantuin," celetuk Salim.

Baca juga : Susah Cari Ncuk dan Kutu Air

Dari jaman pacaran, sebenarnya Salim sudah tahu risiko yang akan dihadapi jika nekat pindah. Sebab, saat pacaran, sudah sering terjun langsung seperti tim SAR membantu mertuanya menguras banjir dari dalam rumah. "Tapi, waktu pacaran banjirnya biasanya aja. Enggak separah awal tahun (2020) kemarin," ungkap Salim.

Diakui Salim, banjir itu menjadi yang paling parah sejak dia pindah ke sana pada 2016. Sebab, air yang masuk secara mendadak membuat seisi rumah berantakan. Beruntung, barang-barang elektroniknya masih bisa dipindah ke lantai atas rumahnya. Meskipun lemari pakaiannya penuh dengan air yang disertai lumpur. "Sampai nutur baju hibah," ceritanya.

Dari penuturan Salim, banjir besar itu terjadi karena debit air Sungai Bekasi telah melewati tembok pembatas sungai dengan perumahan. Sementara, Sungai Bekasi merupakan pertemuan dua arus sungai besar dari Kabupaten Bogor yaitu Sungai Cileungsi dan Cikeas. Kedua, arus sungai itu menyatu tak jauh dari Pondok Gede Permai, menjadi aliran Sungai Bekasi.

Baca juga : Waterboom Dadakan

"Padahal, tanggul itu tinggi tapi tetep aja luber. Mungkin sungainya jarang dikeruk," kata Salim.

Lanjut Salim, beberapa hari setelah air surut. Mayoritas sisa banjir itu adalah sampah dan lumpur. Sehingga jelas kalau air meluap lantaran sungai penuh dengan sampah yang menyumbat aliran air. 

Dia berharap, supaya pemerintah Bekasi bisa tanggap dengan kejadian tersebut. Agar banjir serupa tidak terulang. "Jangan cuma pas kejadian aja baru diperhatikan," keluhnya.

Baca juga : Nggak Berani ke Singapura

Bhayu Aji Prihartanto, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.